Sukses

Perangi Korupsi, Paus Fransiskus Terancam Dibunuh Mafia?

"Keinginan kuat Paus Fransiskus melawan korupsi menempatkannya dalam risiko. Ia telah mengganggu banyak sekali kerja mafia."

Paus Fransiskus menampik pengawalan ketat dalam kunjungan kenegaraannya menemui Presiden Italia Giorgio Napolitano baru-baru ini. Mobil Ford Focus yang membawanya, hanya disertai segelintir pengawal bermotor Vatikan, melaju ke Quirinale Palace. Tanpa raungan sirine.

Sekali lagi, Paus asal Argentina itu menunjukkan kesederhanaannya. Namun, di sisi lain, itu dianggap sangat mengkhawatirkan. Mengapa?

Perang yang dikobarkan Paus Fransiskus melawan korupsi di gereja Katolik, termasuk perombakan besar-besaran Bank Vatikan --yang penuh skandal, telah membuatnya jadi target mafia Italia.

"Keinginan kuat Paus Fransiskus melawan korupsi menempatkannya dalam risiko. Ia telah mengganggu banyak sekali kerja mafia," kata jaksa antimafia terkemuka Italia, Nicola Gratteri, seperti dikutip dari CNN, 14 November 2013.

"Saya tak mendapatkan informasi persis apa yang akan dilakukan mafia terhadap Paus Fransiskus," kata Gratteri. "Kalaupun iya, saya tak akan mengungkapkannya."

Gratteri, wakil kepala jaksa di Reggio Calabria, sebuah kota di Italia selatan adalah musuh bebuyutan kelompok mafia terkenal Calabria --  yang dikenal sebagai 'Ndrangheta'.

Terkait ancaman terhadap Paus, juru bicara Vatikan mengaku pihaknya tak terlalu khawatir. "Tahta Suci sama sekali tidak khawatir, " kata Federico Lombardi. "Itu temuan biasa."

Ancaman Pembunuhan?

Pada Mei lalu, untuk kali pertamanya, Bank Vatikan mengeluarkan laporan keuangan terkait pencucian uang. Sebagai bagian dari transparansi.

Meski tak menunjuk hidung kelompok mafia tertentu, laporan setebal 64 halaman itu mengungkap 6 'aktivitas mencurigakan' dalam satu tahun terakhir.

Sebulan kemudian, Paus membentuk komisi kepausan yang terdiri dari 5 orang untuk menyelidiki kegiatan Bank Vatikan, yang berada di bawah tekanan dari otoritas keuangan internasional untuk membersihkan praktik bisnis yang mencurigakan.

Pada Juli, jaksa Italia menangkap seorang pastur yang bekerja sebagai analis keuangan untuk Vatikan, atas dugaan membantu menyelundupkan puluhan juta euro di kawasan Eropa, menggunakan pesawat pribadi pada bulan Juli 2012. Dua pejabat tinggi di Bank Vatikan juga mengundurkan diri, saat menjalani pemeriksaan jaksa.

Gereja Katolik dan mafia Italia memiliki sejarah panjang dan rumit. Menurut Antonio Nicaso, seorang ahli kejahatan terorganisir di Italia, geng kerap membantu gereja, sebaliknya pihak gereja diam saja terkait kegiatan perbuatan terlarang para mafioso.

Dan, kebijakan Paus Fransiskus diperkirakan bakal memicu emosi para mafia. Yang mungkin menempatkannya dalam bahaya.

"Paus harus berhati-hati. Ia tak lagi bisa jalan-jalan di Lapangan Vatikan seperti orang kebanyakan," kata Nicaso.

Apakah mafia bernyali membunuh Paus yang demikian populis dan dicintai -- tak cuma oleh umat Katolik namun merengkuh simpati pemeluk agama lain?

"Ada banyak cara membunuh seorang Paus. Mereka harus berhati-hati. Bagi organisasi kriminal, mereka biasa menyingkirkan apa yang dianggap hambatan, tanpa memikirkan konsekuensinya," tambah Nicola.

Baru-baru ini Paus menunjukan pendekatan berbeda: lembut saat berinteraksi dengan sesama manusia, sebaliknya, garang menghadapi makhluk bernama koruptor.

Dalam salah satu pernyataannya yang paling lantang, kuat, dan tegas sejak terpilih menjadi pemimpin 1,3 miliar umat Katolik dunia Maret lalu, Paus menegaskan, umat Kristiani yang menjalani 'kehidupan ganda', menyumbang uang ke gereja dari hasil mencuri uang rakyat adalah pendosa yang harus dihukum. Pantas diikat batu dan dilempar ke laut.

"Yesus berkata: Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut," kata Paus mengutip Injil Lukas dalam Perjanjian Baru, Liputan6.com kutip dari Telegraph, Selasa 12 November 2013 lalu. [Lihat: Paus Fransiskus: Koruptor Pantas Diikat Batu dan Dilempar ke Laut]. (Ein/Yus)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.