Sukses

Sterilisasi Busway, Jarak Antar-Bus Harus Segera Diperpendek

Salah satu alasan pengendara menerobos busway karena melihat jalur bus TransJakarta dalam keadaan kosong, sementara jalur umum padat.

Sterilisasi busway terus menjadi perdebatan. Salah satu alasan pengendara menerobos busway karena melihat jalur bus TransJakarta dalam keadaan kosong. Sementara jalur umum yang dilaluinya padat, terutama pada jam sibuk. Oleh karena itu, pemerintah diminta memperpendek jarak antarbus Tranjakarta.

"Rasa keadilan warga akan muncul. Dalam kondisi macet parah, kurang pas rasanya jika jalur itu dibiarkan. Maka terjadilah penerobosan itu," kata pengamat transportasi dari Universitas Indonesia Alvinsyah saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (13/11/2013).

Alvin mengatakan, untuk menghindari hal itu, pemerintah harus meningkatkan frekuensi bus Transjakarta. Walau membutuhkan waktu untuk mereliasasikannya, peningkatan frekuensi bukan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan.

"Pemerintah jelas harus meningkatkan frekuensi bus. Butuh waktu, iya. Ini memang menjadi PR kita bersama," lanjutnya.

Untuk itu, aturan sterilisasi busway dapat menjadi pintu masuk agar semua dapat diperbaiki. Mulai aturan, fasilitas hingga pelayanan pada masyarakat. "Karena ada memang yang menilai Rp 500 ribu itu kecil. Tapi, kalau setiap hari pusing juga," tandas Alvin. (Mvi/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.