Sukses

Ups! Kosmonot Rusia Tak Sengaja Sebar Virus di Luar Angkasa

Virus hanya menginfeksi dan menyebar di komputer Bumi. Bahkan sampai ke luar angkasa.

Virus atau program komputer yang dapat menggandakan atau menyalin dirinya sendiri tak hanya menginfeksi dan menyebar di komputer Bumi. Bahkan sampai ke luar angkasa.

Komputer yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang mengorbit sekitar 360 km di atas Bumi juga kena dampaknya.

Dilaporkan, virus menjangkiti komputer ISS setelah kosmonot Rusia tanpa sengaja menginfeksi sistem komputer dengan virus tak dikenal awal bulan ini.

"Para astronot dan kosmonot dari waktu ke waktu datang ke ISS membawa USB, yang beberapa di antaranya terinfeksi," kata ahli keamanan Rusia, Eugene Kaspersky dalam acara National Press Club di Canberra, Australia, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (13/11/2013).

"Aku tak sedang bercanda. Aku pernah bicara dengan sejumlah kosmonot Rusia, dan mereka berkata, 'Yah...dari waktu ke waktu ada sejumlah virus di ISS'," tambah Kaspersky.

Sistem kontrol di ISS sebelumnya dioperasikan dengan Windows XP -- sebelum akhirnya diganti Linux.

Itu berarti, sebelumnya, astronot yang menggunakan program Windows di Bumi bisa membawa virus komputer ke ISS melalui perangkat USB.

Kaspersky tidak menjelaskan secara detil seberapa parah virus menginfeksi operasional ISS atau bagaimana masalah itu diatasi tim teknis.

Menurut laporan ExtremeTech, pada 2008 sebuah laptop dibawa ke ISS oleh seorang kosmonot Rusia yang terinfeksi dengan cacing komputer (worm) W32.Gammima.AG.

Virus itu menyebar luas ke laptop lain di ISS, yang menggunakan program Windows XP.

Ancaman Siber di Reaktor Nuklir

Kaspersky menambahkan, ancaman serangan siber juga terjadi meski sistem tidak terkoneksi dengan internet.

Padahal, sistem yang tak terkoneksi internet sebelumnya diyakini aman, sebab peretas alias hacker harus memiliki kontak fisik dengan komputer.

Kaspersky mencontohkan, virus Stuxnet pernah menyerang pembangkit tenaga nuklir di Rusia -- yang tidak terkoneksi dengan internet -- dan merusak infrastruktur internal PLTN.

Dijuluki, 'senjata super siber pertama', Stuxnet yang diduga sengaja didesain untuk menyerang peralatan yang dikaitkan dengan program pengayaan uranium Iran.

Kaspersky memperingatkan dampak melepaskan virus seperti Stuxnet. "Itu bisa jadi bumerang." (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.