Sukses

Perbandingan Topan `Monster` Haiyan dan Tsunami Aceh 2004

Adegan dinding air menggulung desa-desa pesisir akibat Haiyan mengingatkan pada apa yang terjadi saat Tsunami 2004.

Topan super Haiyan alias Yolanda menerjang wilayah Filipina Tengah, Jumat 8 November 2013. Jutaan orang terdampak, ratusan ribu orang mengungsi, 10 ribu orang dikhawatirkan tewas.

Topan memicu angin kencang dengan kecepatan 305 km/jam, beberapa jam sebelum mencapai daratan. Itu berarti, Haiyan menjadi salah satu dari 5 badai terkuat dalam 50 tahun terakhir. "Meski estimasi kekuatan badai bervariasi," kata Brian McNoldy, ahli badai tropis dari University of Miami, seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Selasa (12/11/2013).

Pengukuran disebut bervariasi karena saat kejadian tak ada pesawat di area tersebut yang menjatuhkan instrumen pengukuran ke dalam badai, untuk mendapatkan kepastian kekuatannya.

Sementara, Jeff Weber, peneliti dari University Corporation for Atmospheric Research in Boulder, Colorado memasukkan Haiyan dalam 3 besar badai terkuat, berdasarkan kecepatan angin di daratan.

Sejumlah orang bahkan memperbandingkan kerusakan akibat badai dengan malapetaka yang terjadi akibat Tsunami 2004 di Samudera Hindia, yang dipicu gempa dahsyat 9,1 skala Richter yang terjadi di Pulau Sumatra, 26 Desember 2004 lalu.

"Kali terakhir aku melihat sesuatu dari skala (kehancuran) ini adalah pasca-tsunami Samudera Hindia," kata Sebastian Rhodes Stampa, kepala tim penilai bencana PBB yang mengunjungi area terdampak Haiyan di Filipina Sabtu lalu, seperti Liputan6.com kutip dari The New York Times.

"Kerusakan terjadi dalam skala masif. Mobil-mobil terlempar seperti gulungan jerami kering," kata dia.

Adegan dinding air menggulung desa-desa pesisir akibat Haiyan mengingatkan pada apa yang terjadi pada tsunami 2004.

"Di satu sisi, kejadiannya serupa. Air naik sedemikian cepat, mencapai ketinggian luar biasa, menggenangi dataran renda dan daerah miskin," kata Brian McNoldy kepada LiveScience. "Tentu saja, keduanya disebabkan hal yang sangat berbeda. Topan datang diikuti angin yang merusak, sementara tsunami hanya terdiri dari komponen air."

Perbandingan Tsunami 2004 dan Topan Haiyan:

Pengungsi dan Korban Jiwa

Lebih dari 230.000 orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal dalam Tsunami Aceh. Bencana yang menyebabkan korban terbesar dalam sejarah dunia. Indonesia tercatat sebagai negara terparah terkena dampak tsunami dengan jumlah korban meninggal ditaksir mencapai 100 ribu jiwa.

Menurut data Badan Survei Geologi AS (USGS), 1,7 juta orang di 14 negara di Asia Selatan dan Afrika Timur terpaksa mengungsi.

Sementara, Topan Haiyan diperkirakan merenggut 10 ribu korban jiwa, hanya di satu kota di Filipina. Belum termasuk di Vietnam dan China. "Jumlah korban jiwa diperkirakan meningkat, sementara para petugas pemberi bantuan makin menjangkau wilayah terdampak parah," demikian dilaporkan PBB. Badai juga membuat 660 ribu orang mengungsi.

Ketinggian Gelombang Air

Lindu 9,1 SR pada tahun 2004 memicu gelombang raksasa yang menyapu sejumlah pantai di Samudera Hindia hingga ketinggian 30 meter. Tidak hanya Indonesia (Aceh), gelombang tsunami tersebut juga menghantam Thailand, pantai Barat Semenanjung Malaysia, Sri Lanka, India, hingga Pantai Timur Afrika. Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, tercatat sebagai negara terparah yang terkena dampak gelombang tsunami.

Haiyan juga memicu dinding air yang terdorong ke pesisir oleh topan dan badai. Memang tak sedahsyat dampak Tsunami 2004. Namun, gelombang yang diakibatkan topan 'monster' masih mengesankan, juga mematikan, mencapai ketinggian 6 meter di sejumlah bagian di wilayah tengah Filipina.

Peringatan Dini

Kebanyakan orang yang terkena dalampa Tsunami 2004 tak mendapat peringatan, gelombang raksasa datang terlalu cepat tanpa diduga.

Bahkan, para ahli di Pacific Tsunami Warning Center di Honolulu sempat tak tahu bahwa gempa diikuti tsunami -- sampai ada kabar gelombang tinggi menghantam Sri Lanka.

Sementara, aparat Filipina telah memberi peringatan dini, beberapa hari sebelum Haiyan datang. Sebanyak 800 ribu orang sudah pindah ke penampungan yang lebih aman.

Namun, pihak pemerintah sama sekali tak mengira, badai akan diikuti gelombang setinggi 6 meter -- yang akhirnya justru membanjiri penampungan.

Dampak Ekonomi

Tsunami mengakibatkan kerugian lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 185 triliun.

Sementara masih terlalu dini untuk mengukur kerugian ekonomi akibat Haiyan. Namun, Jonathan Adams, analis Bloomberg Industries memperkirakan dampaknya bisa mencapai US$ 14 miliar atau Rp 259 triliun. Lebih tinggi.

Area Terdampak

Tsunami 2004 menerjang dataran rendah di 14 negara, bahkan hingga Australia dan Kenya.

Sementara, Haiyan menghantam wilayah Filipina tengah. Lalu sebagian Vietnam dan China.Meski areanya lebih sempit, Haiyan mengakibatkan kerusakan, termasuk di daerah tinggi yang jauh dari pantai, dipicu angin badai yang kuat.

Apapun, kedua bencana itu bersifat mematikan. Mengetuk hati dunia untuk kembali bertindak dan menyalurkan bantuan. (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini