Sukses

Lokasi Perkiraan Jatuhnya Satelit GOCE 1 Ton, Termasuk Indonesia?

Para ilmuwan kesulitan menentukan di mana dan kapan GOCE akan masuk kembali ke planet manusia.

Sebuah satelit seberat hampir 1 ton akan melewati atmosfer Bumi hari ini, sekitar pukul 19.00 EST atau 07.00 WIB, Selasa 12 November 2013.

Berdasarkan Badan Antariksa Eropa (ESA), satelit bernama resmi Gravity Field and Steady-State Ocean Circulation Explorer (GOCE) akan terbakar saat melewati atmosfer. Namun, tak sampai habis.

Puing-puing yang tak ikut terbakar bisa jatuh di mana pun di sepanjang Asia Timur, Pasifik Barat, dan Antartika.

"Wilayah yang paling mungkin terdampak adalah wilayah lautan dan kutub, juga di wilayah tak berpenghuni di Australia," demikian pengumuman ESA, seperti dimuat Daily Mail, Senin (11/11/2013).

GOCE kali terakhir melintas 121 km di atas Antartika pada pukul 10.42 GMT atau 18.42 WIB. Para ilmuwan terus mengawasi pergerakan GOCE untuk memonitor lokasi pendaratan dan memastikan keselamatan publik.

Namun, tak semua seoptimistis para ilmuwan bahwa GOCE akan jatuh ke lautan, yang meliputi 70 persen permukaan Bumi.

Sabtu lalu, perusahaan game Inggris, Ladbrokes kepada FoxNews, mengatakan ada peluang 6:4 GOCE menghujam tanah di Amerika Selatan dan Utara.

Jeffrey Kluger, editor sains dan teknologi Majalah Time kepada CBS mengatakan, puing GOCE hanya memberi sedikit kekhawatiran bagi penduduk Bumi.

Namun, "kapanpun mengetahui puing 1 ton bakal jatuh di Bumi, tak tahu di mana tepatnya, tentu saja itu bukan hal baik," kata dia.

Karena perubahan konstan dalam atmosfer di atas Bumi, para ilmuwan kesulitan menentukan di mana dan kapan GOCE akan masuk kembali ke planet manusia.

Tapi, ESA mengatakan, dengan dua pertiga Bumi terdiri dari perairan dan fakta bahwa wilayah luas sama sekali tak berpenghuni, GOCE hanya akan berpotensi kecil menimbulkan risiko bagi hidup manusia maupun bangunan.

Menurut Kepala Kantor Urusan Puing Luar Angkasa ESA Heiner Klinkrad, peluang seseorang memenangkan lotre di Jerman 250 ribu kali lebih besar daripada tertimpa puing GOCE.

Sekitar 100 ton puing-puing angkasa jatuh ke Bumi setiap tahun, dan sejauh ini belum ada laporan kematian yang disebabkan oleh besi tua ekstraterestrial.

'Ferrari Luar Angkasa'

Satelit berbobot 1,2 ton, seharga US$ 466 juta yang dibuat para insinyur Jerman dan Italia diluncurkan pada 2009 untuk memetakan variasi gravitasi Bumi.

GOCE yang berbentuk mirip panah kehabisan bahan bahar xenon pada 21 Oktober 2013 lalu, makin kehilangan ketinggiannya karena ditarik gravitasi Bumi.

ESA menyebutnya sebagai 'Ferrari luar angkasa' karena desain aerodinamisnya, yang memang dibutuhkan untuk melawan tarikan partiket atmosfer yang mendesing di orbit rendah sekitar Bumi. [Baca juga: `Ferrari` Luar Angkasa Eropa Akan Jatuh ke Bumi]

Apalagi, satelit tersebut melayang di atas Bumi pada ketinggian hanya 139 mil atau 224 kilometer. Sebagai perbandingan, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengorbit di ketinggian 249 mil atau 400 kilometer.

Satelit GOCE didesain beroperasi selama 2 tahun. Dan selama itu, ia berhasil memenuhi target waktu untuk memproduksi model medan gravitasi Bumi, paling akurat yang pernah dilihat. GOCE juga menghasilkan peta beresolusi tinggi pertama yang menunjukkan batas antara kerak dan mantel Bumi. (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.