Sukses

[VIDEO] Potret Buram Polisi Indonesia

Sebagai penegak hukum, kedudukan Polisi sangat memprihatinkan. Terlebih dengan aksi dari para oknum polisi yang tidak memberikan contoh.

Slogan polisi mengayomi dan melindungi masyarakat sepertinya memudar akhir-akhir ini. Pelanggaran yang dibuat oleh oknum polisi jelas semakin menyurutkan kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian di negeri ini. Pelantikan Komisaris Jenderal Sutarman sebagai kepala kepolisian Republik Indonesia pada 25 Oktober lalu merupakan peristiwa penting. Sepenting salah satu tugas utama Sutarman, yakni mengamankan pemilihan umum 2014, dan tentu saja menjadikan Polri lebih baik.

Namun, Sutarman harus menerima kenyataan bahwa ada saja segelintir anak buahnya yang justru mencoreng citra polisi. Mulai dari penyalahgunaan narkoba, tindak asusila hingga kekerasan yang menewaskan orang lain.

Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (9/11/2013), menayangkan, belum lama ini masyarakat Lampung dihebohkan beredarnya foto-foto seorang perempuan tanpa busana. Foto itu makin menggemparkan, karena perempuan itu adalah RS seorang polisi wanita berpangkat briptu yang bertugas sebagai sekretaris pribadi istri Kapolda Lampung. Dan belakangan terungkap, foto-foto itu disebarkan bayu Saputra yang tak lain adalah mantan pacarnya yang sakit hati. Karena foto-foto tersebut, Briptu RS kemudian dinon-aktifkan.

Setelah foto syur Polwan lampung, citra Polri juga tercoreng dengan peristiwa yang hampir sama di Wonogiri, Jawa Tengah. Dialah Kapolsek Eromoko, Ajun Komisaris M Sonhaji yang menggegerkan khalayak karena berfoto tidak senonoh. Dengan masih mengenakan seragam polisi, ia berfoto memamerkan kemaluannya. Buntutnya, sang Kapolsek ini pun dicopot dan diperiksa termasuk kejiwaannya.

Selain tindakan asusila, godaan narkoba juga begitu besar. Polisi yang seharusnya bertugas memberantas narkoba justru tergoda memakai benda haram itu. Akhir Oktober lalu, sebuah rumah di Gowa, Sulawesi Selatan digerebek polisi. Hal ini dikarenakan adanya laporan dari warga ada pesta narkoba. Ternyata benar, saat digeledah beberapa orang sedang berpesta sabu. Mereka adalah tuan rumah, Aiptu Anwar Sulaiman yakni polisi yang bertugas di Polsek Tinggimoncong Gowa dan istrinya bernama Selfie serta istri Kapolres Halmahera Utara, AKBP Eka Junaidi. Aiptu Anwar sempat kabur, hingga akhirnya menyerahkan diri ke Mapolres Gowa.

Belum hilang keprihatinan karena polisi tergoda narkoba, Kamis 7 November 2013, di Batubara, Sumatera Utara, 4 polisi digerebek tentara dari Kodim 0208 Asahan karena berpesta narkoba di sebuah rumah kontrakan. Penggerebakan berlangsung cukup lama, karena polisi-polisi itu bertahan dengan mengunci pintu rumah. Mereka akhirnya mau menyerah setelah dibujuk Kapolres Batubara, AKBP Sinaga. Belakangan diketahui bahwa ke 4 polisi itu ternyata anggota Satuan Narkoba Polda Sumatera Utara.

Selain foto syur, narkoba, kekerasan juga melekat pada image petugas kepolisian. Selasa malam lalu, Briptu Heryawan seorang polisi dari Kesatuan Brimob menembak mati Bachrudin, seorang satpam di kawasan Seribu Ruko, Cengkareng Jakarta Barat. Kejadian ini dikarenakan sang polisi naik pitam karena korban menolak dihukum push-up. Setelah menembak korbannya, pelaku menyerahkan diri ke Markas Brimob di Kelapa Dua, Depok sebelum digelandang ke Mapolres Jakarta Barat.

Kekerasan oleh polisi juga terjadi di Aceh. Ryan Ramadhan, warga Banda Aceh harus dirawat di rumah sakit karena tulang kakinya patah ditembak seorang polisi pada 21 September. Saat itu, polisi tersebut murka ketika memergoki putranya dan ryan hendak memakai sabu, dan dor, polisi ini melampiaskan dengan menembak Ryan.

Polisi berbuat onar, ironis memang tapi itulah yang terjadi di Majalengka, Jawa Barat pada 23 Oktober dengan berpakaian dinas lengkap dan dalam keadaan mabuk berat akibat minum minuman keras. Seorang polisi berpangkat Brigadir, Mochtar Toyib membuat keributan di pentas musik pesta pernikahan di Kecamatan Ligung. Dalam video yang diunggah di YouTube ini, Brigadir Mochtar Toyib, bolak-balik naik ke atas panggung dan ribut dengan tamu lain. Rupanya, sang polisi sudah menenggak minuman keras sejak pagi sehingga ia mabuk berat. Akibat ulahnya, sang polisi dihukum kurungan selama 21 hari dan demosi.

Sebagai penegak hukum kedudukan Polisi sangat memprihatinkan. Bila pelanggaran-pelanggaran oleh oknum Polisi tak segera dihentikan, wibawa polisi di mata masyarakat akan semakin merosot dan akan banyak 'kerikil' di 'sepatu' Jenderal Sutarman yang bisa jadi mengganjal langkahnya menjadikan Polri lebih baik. (Dji/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini