Sukses

Isu Penyadapan, Menlu Marty: Bola di Tangan Negara Pelaku

Australia dan AS harus bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan Indonesia. Itu jelas tak mudah.

Bocoran Edward Snowden tak hanya membuat Brasil, Meksiko, dan kemudian Jerman -- yang ponsel milik kanselirnya, Angela Merkel disadap -- meradang. Tapi meluas ke banyak negara hingga di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Total, ada 90 negara yang diduga jadi korban penyadapan Amerika Serikat dan Australia.

Menanggapi soal itu, Indonesia tak cukup hanya menyuarakan keprihatinan. Tapi juga melayangkan protes keras dan mengkaji ulang kerjasaman intelijen dengan AS dan Australia. Bersama Jerman dan Brasil, RI bahkan mengajukan resolusi Antipenyadapan ke PBB.

Kini, bola berada di tangan Australia dan AS. "Bolanya tidak pada kita, tapi pada negara yang melakukan hal seperti ini. Bukan hanya ke Indonesia, tapi ke 90 negara," kata Menlu Marty Natalegawa usai menutup secara resmi Bali Democracry Forum VI di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/11/2013).

Sebab, tak hanya soal kaji ulang kerjasama informasi. Tapi juga menyentuh hal yang lebih serius: kepercayaan. "Masalah saling percaya harus dipulihkan, apakah 2 negara (mengaku) bersahabat melakukan penyedapan? Saya kira tidak," kata Marty. Australia dan AS harus bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan Indonesia. Itu jelas tak mudah.

Menlu Marty sudah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menlu Australia, Julie Bishop. Meski membahas hal-hal umum seperti kerjasama dua negara dan terkait Bali Democracy Forum, isu penyadapan tetap disinggung.

"Kami sampaikan terus berkelanjutan tentang keprihatinan kita terkait pemberitaan penyadapan," kata Menlu. "Dan beliau (Menlu Bishop) mengatakan, pada intinya Australia senantiasa memastikan kerjasama dan persahabatan dua negara."  

Sebelumnya, Menlu Australia, Julie Bishop mengaku, pihaknya menanggapi dengan serius isu dugaan mata-mata di Indonesia. "Kami menangani isu tersebut dengan sangat serius," kata dia.

Namun, Menlu Bishop tak menanggapi saat ditanya apakah pihaknya dapat memastikan bahwa tindakan mata-mata tak akan dilakukan di masa depan. "Kami tidak berwenang mengomentari masalah intelijen."

Dia menambahkan, hubungan dengan Indonesia adalah prioritas kebijakan luar negeri Australia. Dan hubungan Canberra-Jakarta masih baik dan tidak retak.

"Saya memastikan pada Menlu Marty Natalegawa bahwa pemerintahan PM Abbott tidak akan melakukan apapun yang akan merusak hubungan baik dengan Indonesia," tambah Bu Menlu berparas ayu itu. (Ein/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini