Sukses

Target PKS Menjadi Partai Masa Depan

Basis massa intelektual muda dari kalangan kampus adalah akar kekuatan PKS dalam Pemilu 2004. "Apabila mencapai 20 persen suara, calon presiden dimunculkan dari kader" kata Presiden PKS Hidayat Nur Wahid.

Liputan6.com, Jakarta: Partai Keadilan Sejahtera sering disebut sebagai partai kader masa depan. Maklum, sebagian besar pendukung dan simpatisan partai ini dari kalangan kampus, cendekiawan, profesional muda, dan mahasiswa. Predikat itu kian melekat dengan perilaku kader partai yang santun dalam mengekspresikan sikap politik mereka. Setidaknya, itulah yang tercermin dalam berbagai aksi yang beberapa kali mereka lakukan. Misalnya, saat menentang agresi militer Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak serta perlakuan pemerintah Israel kepada Palestina, di Jakarta beberapa waktu silam. Meski saat itu ribuan kader turun, mereka tetap tertib. Tak salah jika PKS menargetkan sebagai partai masa depan.

PKS resmi lahir dari hasil rekomendasi Musyawarah Nasional Istimewa Partai Keadilan pada 17 April 2003. Nama itu kemudian dideklarasikan dalam peringatan satu tahun berdirinya Partai Keadilan Sejahtera di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Sedangkan embrio PKS yakni Partai Keadilan yang berdiri pada 20 Juli 1998. PKS ini berasaskan Islam dan bertujuan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera, di bawah naungan rida Allah dalam bingkai Negara Kesatuan RI.

Menjelang Pemilu 2004, target suara PKS telah disusun. Potensi yang besar dan animo masyarakat mendorong beberapa skenario perolehan suara PKS. "Apabila mencapai 20 persen suara, maka sosok calon presiden akan dimunculkan dari para kader" kata Presiden PKS Hidayat Nur Wahid. Namun, target utama partai ini adalah lolos dari ketentuan electoral threshold sehingga bisa melenggang ke Pemilu 2009.

Sejumlah daerah sudah dipetakan menjadi lumbung perolehan suara. Daerah-daerah di Pulau Jawa, bagian selatan Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusatenggara Barat, dan Pulau Bali diperkirakan mampu meraih suara yang berarti. Namun partai ini juga tidak menutup kemungkinan berkoalisi, jika memang menjadi tuntutan situasi. "Kami bisa berkoalisi dengan partai yang seperjuangan. Tapi tak menutup kemungkinan partai yang reformis," ujar Hidayat.

Sebagai partai yang tengah beranjak dewasa, PKS juga tidak terlepas dari terpaan isu. Terakhir, partai ini sempat disorot karena masuknya yayasan Al Haramain pimpinan Hidayat Nur Wahid dalam daftar organisasi pendukung teroris. Namun, guncangan isu itu seolah menjadi kampanye positif. Sebab, ternyata Perserikatan Bangsa-Bangsa salah memasukkan nama yayasan. Al Haramain yang terkait teroris, bukanlah yayasan pimpinan Presiden PKS ini.

Kini, menyambut pelaksanaan pemilu, berbagai atribut partai sudah dibuat. Kaos, bendera, pataka, stiker hingga permen dan air kemasan diberi logo partai siap dibagikan. Sejatinya, PKS memang sudah siap bertarung dalam pemilu.(AWD/Christiyanto, Dwi Nindyas, dan Hengki Rahman)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.