Sukses

Gede Pasek: PPI Harusnya Dirangkul, Bukan Dijauhi

"PPI seolah-olah sebagai pihak yang berseberangan. Padahal PPI hanyalah sebuah ormas," kata I Gede Pasek.

Organisasi Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) telah menyedot perhatian sejumlah elite Demokrat, bahkan ada yang mendesaknya untuk dibubarkan. Menurut salah satu politisi Demokrat I Gede Pasek, partai sebesar Demokrat sebaiknya tidak salah dalam menafsirkan dan memandang PPI.

"PPI seolah-olah sebagai pihak yang berseberangan. Padahal PPI hanyalah sebuah ormas yang seharusnya dirangkul, bukan dijauhi," kata mantan Ketua Fraksi III DPR Fraksi Demokrat I Gede Pasek Suardika di sela-sela Temu Kader Akbar Demokrat di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/10/2013).
 
I Gede Pasek merupakan politisi Partai Demokrat yang aktif dalam organisasi PPI pimpinana Anas Urbaningrum. Itulah sebabnya, Ruhut Sitompul meminta Pasek agar  mengundurkan diri dari Partai Demokrat lantaran dinilai telah berdiri di atas dua kaki. Atas tuntutan itu, dia menilai semua organisasi memiliki konstitusi dan aturan.

"Parpol itu habitatnya masyarakat. Keberadaannya diatur oleh Undang-Undang. Artinya harus patuh oleh segala aturan negara," jelas Pasek.

Menurut Pasek, selama ini tak ada aturan yang melarang seorang anggota partai politik untuk aktif dalam sebuah organisasi kemasyarakatan. "Konstitusi partai, konstitusi negara, tidak mempermasalahkan itu. Karena satu parpol satu ormas," ungkap dia.

Pasek juga mengingatkan kolega itu untuk mengubah pola pikir soal ormas dan parpol. Menurut dia, harus ada kesamaan pandangan terkait hal tersebut. Jadi tak ada lagi tudingan-tudingan seperti main di dua kaki dan lain sebagainya.

"Saya akan salah kalau saya ada di dua parpol. Jadi cara mandangnya harus sama. Parpol dengan parpol. Ormas dengan ormas. Lagi pula kan Demokrat nanti saingannya sama Golkar, PDIP, Gerindra, Hanura, Nasdem dan sebagainya," jelas Pasek

"Bukan sama ormas saingannya. Kalau ormas sih kita rangkul. Maka harus rangkul sebanyak mungkin," tukas Pasek. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini