Sukses

Sultan Sulu Meninggal, Kesultanan Tetap Rebut Sabah dari Malaysia

Keluarga Sultan Sulu Filipina tetap akan merebut wilayah Sabah dari Malaysia.

Sultan Sulu di Filipina, Jamalul Kiram III meninggal dunia. Tapi perjuangan untuk merebut wilayah Sabah dari Malaysia tidak akan pernah padam. Demikian yang ditegaskan keluarga Kiram.

"Sebelum meninggal, suamiku memerintahkan keluarga dan pengikutnya untuk melanjutkan upaya merebut kembali Sabah," kata istri Sultan Jamalul Kiram, Fatima Celia, seperti dimuat BBC, Senin (21/10/2013).

Upaya keluarga Jamalul Kiram mengklaim Sabah ini didukung oleh pemerintah Filipina. Juru bicara kepresidenan Filipina Abigail Valte menegaskan, sesuai perintah Presiden Benigno Aquino, pihaknya masih mempelajari kepemilikan Sabah.

"Upaya ini masih berjalan," ujar Abigail, yang dilansir media lokal Filipina, Inquirer.

"Dia telah memulainya, kami mendukung dan akan melanjutkan perjuangannya (merebut Sabah) atas izin Allah," tambah Jacel Kiram, putri Sultan Jamalul Kiram.

Sultan Jamalul Kiram menghembuskan nafas terakhir di Philippine Heart Center, pada Minggu 20 Oktober kemarin, pukul 04.42, waktu setempat, setelah mengalami gagal organ. Pewaris ke-33 takhta Kesultanan Sulu yang tertua di Asia ini meninggal pada usia 75 tahun.

Dalam laporan Washington Post, Kiram akan dimakamkan di kampung halamannya di Maimbung, Sulu. Dia meninggalkan 2 istri dan 8 anak. Fatima bilang adik Kiram bernama Bantilan akan menggantikan posisi mendiang suaminya.

Pada Februari 2013 lalu, Jamalul Kiram mengirim sekitar 200 utusan ke wilayah Sabah untuk menguasai wilayah yang terletak di Kalimantan Utara itu. Penyerbuan wilayah dipimpin oleh adik Jamalul Karim.

Malaysia memerintah Sabah, yang terletak di Kalimantan bagian utara, sejak 1960-an. Kesultanan Sulu sendiri berdiri sejak 1400-an atau ratusan tahun sebelum Filipina dan Malaysia berdiri. Keluarga sultan mengklaim bahwa Sabah adalah bagian dari Sulu dan hanya disewakan kepada Malaysia.

Para pejabat Malaysia mengatakan pembayaran uang sewa tahunan merupakan bagian dari perjanjian yang membuat Kuala Lumpur memegang hak berkuasa atas Sabah. (Riz/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini