Sukses

[VIDEO] 12 Kereta Pusaka dan Kirab di Pernikahan Puteri Keraton

Kirab yang menjadi rangkaian adat pernikahan putri Keraton Yogyakarta yang digelar 23 oktober 2013 mendatang akan berlangusng meriah.

Kirab yang menjadi rangkaian adat pernikahan putri Keraton Yogyakarta yang digelar 23 oktober 2013 mendatang akan berlangusng meriah. 12 Kereta pusaka Keraton akan ikut serta dalam Royal wedding tersebut.

Dalam informasi yang ditayangkan Liputan 6 SCTV, selain sebagai tunggangan pasangan pengantin dan keluarganya, salah satu kereta akan akan menjadi kendaraan tunggangan Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama permaisuri menuju komplek Kepatihan Yogyakarta, tempat digelarnnya acara resepsi pernikahan itu.

Untuk kereta yang akan menjadi tumpangan pasangan pengantin Gusti Kanjeng Ratu Hayu dan Kanjeng Pangeran Haryo Notogegoro tersebut bernama Kyai Jongwiyat. Nantinya, Kereta pusaka Keraton Yogyakarta tersebut akan ditarik oleh 4 ekor kuda putih.

Selain pasangan pengantin dan kelurgannya ada pula kereta yang akan ditumpangi oleh sri sultan hamengku buwono x bersama permesuri yang diberi nama kanjeng kyai wimono putro. Kereta yang ditarik 8 ekor kuda ini akan membawa Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Permaisuri GKR Hemas dari Keraton Yogyakarta menuju bangsal kepatihan tempat digelarnnya acara resepsi pernikahan.

Kirab pernikahan putri keraton ini nantinya akan melibatkan 120 prajurit keraton dan 85 kuda yang digunakan untuk menarik 12 kereta milik keraton. 20 Kuda diantaranya merupakan pinjaman dari satuan kavaleri berkuda TNI Angkatan Darat di Bandung, Jawa Barat.

Untuk rute yang akan ditempuh, acara tersebut akan mengambil rute dari keraton alun-alun utara perempatan pos besar dan akan melawan arus Jalan Malioboro menuju Komplek Kepatihan. Agar acara berjalan lancar, pihak kepolisian berencana akan memindahkan arus lalu lintas pada saat pelaksaan kirab tersebut.

Menjelang pernikahan agung tersebut, warga Bantul juga menyerahkan Asok Bulu Bekti atau persembahan untuk keraton berupa hasil-hasil pertanian.

Pada zaman dulu, asok bulu bekti adalah upeti yang wajib dibayarkan. Kini tradisi asok bulu bekti menyimbolkan kesetiaan dan cinta kasih rakyat kepada raja.

Sebelum diserahkan ke keraton, asok bulu bekti dikumpulkan di Kantor Bupati Bantul. Persembahan untuk keraton/ antara lain berupa pisang raja, kelapa gading dan tebu wulung.

Asok bulu bekti nantinya akan dipasang di kanan kiri pintu keraton, yang digunakan sebagai upacara pernikahan. (Luq/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.