Sukses

Peran Media dalam Pendidikan Politik Dipertanyakan

"Seharusnya media juga berperan memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat tidak hanya memberitakan,” kata Bambang.

Jelang Pemilu 2014, atmosfer politik sangat terasa terutama di media massa yang memberitakan kondisi terbaru sosial, politik dan ekonomi. Namun pemberitaan yang kerap menonjolkan sisi negatif membuat kondisi negara sepertinya carut marut sehingga menimbulkan dampak pesimisme di masyarakat.

"Dengan banyaknya pemberitaan dan opini negatif yang dibentuknya membuat hidup dalam berbangsa dan bernegara saat ini seperti kehilangan muara. Hingga kita tak tahu siapa harus melakukan apa. Seharusnya media juga berperan memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat tidak hanya memberitakan,” kata Bambang saat membuka seminar nasional “Peran Media Masa dalam Pendidikan Politik,” di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (17/10/2013).

Bambang menuturkan pengaruh media pun kini sangat diperhitungkan bahkan bisa memprovokasi masyarakat karena itu ia menyebut media bisa menjadi angkatan kelima selain tentara dan polisi.

“Pengaruh media bisa menjadi angkatan kelima di Indonesia," jelasnya.

Ia menembahkan menurutnya media saat ini tidak hanya menginformasikan dan juga menghibur namun juga mempengaruhi alam sadar dan pikiran karena masing-masing media memiliki perspektif kebenarannya masing-masing. Alhasil, pikiran masyarakat tergiring apa pun yang diungkapkan media sebagai kebenaran sebelum kebenaran yang dibuktikan dalam proses hukum ditetapkan.

“Kalau ini (kebenaran) diambil alih media sangat berbahaya. Apa yang ada di media dianggap sebagai kebenaran dan pembenaran,” imbuhnya.

Bambang yang juga mantan Dekan Fakultas Ilmu Pengetahunan Budaya (FIB) UI  itu juga mengingatkan independensi media saat ini juga perlu dipertanyakan karena berbagai media dimiliki berbagai kalangan tertentu yang terlibat langsung dalam proses Pemilu 2014. Sehingga berpengaruh terhadap proses pembentukan opini masyarakat seperti yang ditayangkan media tersebut. Terlebih, pemberitaan media kerap dianggap sebagai kebenaran.

“Tentu akan berpengaruh terhadap pemberitaan dan porsi pemberitaan. Terutama dalam pembentukan opini public pada media massa,” imbuhnya.

Karena itu, Bambang minta agar media menjaga netralitas, berimbang dalam pemberitaan karena merupakan sumber utama yang diperoleh oleh masyarakat. Terutama dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang wakil rakyat.

“Pemilu 2014 bukan hanya sekedar pergantian pucuk pimpinan tapi juga untuk menyejahterakan rakyat,” tukas Bambang.(Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini