Sukses

Sutarman Tampik Fenomena Mantan Ajudan Presiden Jadi Kapolri

"Kan bisa lihat Kapolri dari awal sampai akhir yang mantan ajudan (Presiden) ada berapa dan yang tidak berapa," kata Sutarman.

Komjen Pol Sutarman diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke DPR sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol Timur Paradopo. Sutarman yang merupakan bekas ajudan mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengalahkan kandidat kapolri lainnya di luar rekomendasi Dewan Kebijakan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri.

Hal ini pun menimbulkan spekulasi menyebutkan mantan ajudan presiden difavoritkan menjadi Kapolri. Terlebih, ada 2 nama mantan ajudan presiden lain yang sempat muncul yakni Kepala Lembaga Diklat Polri Komjen Budi Gunawan, ajudan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Dan Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno, ajudan Presiden SBY pada periode pertama.

Namun fenomena itu ditampik Sutarman. Menurutnya, mantan ajudan presiden tidak otomatis menjadi orang nomor satu di kepolisian.

"Kan bisa lihat Kapolri dari awal sampai akhir yang mantan ajudan (Presiden) ada berapa dan yang tidak berapa," kata Sutarman kepada Liputan6.com usai salat Id di Lapangan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2013).

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, fenomena mantan ajudan presiden menjadi kapolri pertama kali terjadi pada masa Presiden Soeharto berkuasa.

Kala itu, ada 3 Kapolri yang merupakan mantan ajudan Soeharto. Mereka adalah Jenderal Kunarto yang menjabat tahun 1991 menggantikan Jenderal Mochammad Sanoesi. Sebelum menjadi Kapolri, Sunarto memiliki karir cemerlang, dengan menjabat Wakapolda dan kemudian Kapolda Metro Jaya.

Kemudian, ajudan Soeharto lainnya yang bernama Dibyo Widodo menjadi Kapolri pada 1996-1998. Dibyo terkenal dengan gayanya yang selalu merespon cepat setiap laporan masyarakat yang masuk ke polisi.

Dan terakhir, Jenderal Sutanto, ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998. Ia menjadi Kapolri sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008.

Menanggapi hal tersebut, Sutarman hanya menjawab singkat. "Tidak ada itu," tukasnya. (Adi/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.