Sukses

Restoran Unik Sajikan Makanan Berbahan `Sampah` Supermarket

Restoran Rub og Stub menyediakan menu makanan dari bahan makanan sisa supermarket yang dianggap 'tak layak jual'.

Data terbaru Organisasi Pangan Dunia (FAO), Oktober 2013 menyebut, 1 dari 8 manusia di dunia mengalami kelaparan. Lebih dari 842 juta orang, atau sekitar 12% penduduk Bumi, kekurangan gizi kronis. Di sisi lain, tiap tahunnya, 2 miliar ton makanan yang layak dikonsumsi berakhir di tempat sampah. Dari rumah tangga, pasar, dan supermarket modern. Tanpa disadari, Anda, kita, melakukannya.

Sebuah restoran baru di Denmark punya solusi untuk mengatasi makanan yang terbuang sia-sia itu. Rub og Stub --nama restoran itu-- menyediakan menu dari bahan makanan yang dibuang dari supermarket. Selain bertujuan mengurangi sampah makanan, restoran ini didirikan untuk menggalang dana amal.

"Terlalu banyak makanan yang dibuang di Denmark. Kami ingin melakukan sesuatu," kata salah satu pendiri restoran, Sophie Sales, seperti dimuat Oddity Central.

Sejauh ini, restoran unik itu bisa menyediakan banyak menu, dari sayuran sampai masakan daging kambing dan dada bebek.

Bahan-bahan dipasok dari dua supermarket jaringan toko grosir terbesar Denmark, Coop Danmark.

Ide awal  Rub og Stub datang dari pada 'freegans' atau pengais tempat sampah --mereka yang mengais tempat sampah untuk mencari bahan makanan yang masih bisa dikonsumsi. Tapi harus dicatat, mereka bukanlah gelandangan.

Apalagi, supermarket dan toko grosir kerap membuang bahan makanan hanya karena bentuknya tak lagi indah. Bukan karena tak bisa lagi dikonsumsi.

Meski didasarkan pada niat baik, sejumlah kritikus menuding apa yang dilakukan pendiri restoran hanya untuk meraup untung. Namun, pihak Rub og Stub mengatakan, selain direktur proyek dan chef Irina Bothmann, semua staf adalah relawan. Duit yang mereka dapat didonasikan ke 3 yayasan amal di Sierra Leone.

Mereka juga membantah menghidangkan sampah --seperti yang ditulis sebuah media Prancis. "Media di sana melebih-lebihkan dengan menulis, 'sampah di piring'. Itu tak benar, bahan yang kami dapatkan adalah makanan yang tak terjual hari itu dan disingkirkan dari rak supermarket," kata  Sophie Sales.

Hambatan lain yang dihadapi restoran, belum ada pemasok yang tetap. Belum ada kontrak yang ditandangani. "Kami meminta supermarket-supermarket memberikan barang yang akan mereka buang. Namun terkadang mereka meminta kami membayarnya."
 
Rub og Stub kini sedang berjuang mendapatkan donor lebih banyak. "Rub og Stub adalah konsep inovatif, semoga ada lebih banyak yang seperti ini di Denmark," kata chef Irina Bothmann. (Ein/Mut)

Baca juga: Miliaran Ton Makanan di Dunia Dibuang Sia-sia


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini