Sukses

[VIDEO] Menabung 10 Tahun, Tukang Becak Berkurban Sapi

10 tahun Bambang menyisihkan RP 1.000 hingga Rp 50.000 per hari dari hasil mengayuh becak. Sahati, nenek si pemulung ini menabung 7 tahun.

Hampir 20 tahun Bambang, warga Petahunan, Purworejo, Pasuruan, Jawa Timur mengayuh becak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Penghasilannya memang tak seberapa, namun siapa sangka Bambang yang oleh warga sekitar dianggap kurang mampu itu ternyata mampu menyisihkan hasil kerjanya untuk berkurban.

Selama hampir 10 tahun Bambang menyisihkan RP 1.000 hingga Rp 50.000 per hari. Uang hasil kerjanya ia simpan dalam celengan unik, yakni di bawah jok becaknya yang tak tersentuh selama 10 tahun. Beberapa hari lalu, tabungan itu ia bongkar dan hasilnya cukup mencengangkan: Rp 13 juta.

Bersama istrinya, Mahmuda, ia kemudian membeli seekor sapi dan seekor kambing. Niat ikhlas untuk berkurban akhirnya terpenuhi setelah sapi yang dibelinya diserahkan kepada panitia kurban di masjid sekitar rumahnya.

Si Nenek Pemulung Pun Berkurban
 
Meski hidupnya sebatang kara, namun hal itu tidak membuat dia menyerah. Malah dia ingin berbagi di Hari Raya Idul Adha dengan membeli seekor domba seharga Rp 2 juta. Uangnya dia kumpulkan selama 7 tahun dari penghasilan sebagai pemulung.

Dia tak lain adalah nenek Sahati Wati. Nenek berusia 68 tahun ini warga Kampung Kutalebak, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi.

Meski profesi nenek Sahati sebagai pemulung botol bekas mineral, tak menyurutkan niatnya untuk berkurban kambing. Sahati setiap minggu mengumpulkan Rp 8.000 hingga Rp 12.000 dari hasil penjualan botol bekasnya.

Di usia yang sudah menginjak 68 tahun ini, nenek Sahati yang tinggal sebatang kara di sebuah rumah berukuran 2x1,5 meter ini mengumpulkan botol bekas dari mulai rumah hingga terminal.

Kini ia sangat mensyukuri hasil jerih payahnya karena akhirnya dapat berkurban setelah menunggu selama 7 tahun. Sahati sangat tekun dan rajin mengumpulkan uang hasil penjualan botol bekasnya. Ia biasa menyimpan uang di balik bantal kasurnya dalam selipan amplop yang sudah lusuh.

Jika uang yang terkumpul sudah terkumpul, Sahati yang kondisi fisiknya sudah terlihat lemah ini menitipkan ke RT setempat, karena khawatir uang tersebut hilang atau dicuri orang.

Ketua RT setempat Yeyet Mulyati membenarkan Sahati ini berhasil mengumpulkan uang sampai terbelinya seekor kambing seharga Rp 2 juta untuk dikurbankan dari hasil jual botol bekasnya sejak 7 tahun lalu.

Yeyet mengaku, Sahati juga banyak dibantu warga sekitar untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari. Seperti makan dan keperluan lain. Warga sekitar mengaku terharu profesi pemulung yang sudah tua renta ini mampu berkurban.

Yeyet berharap ini menjadi contoh pelajaran bagi warga sekitar yang masih muda untuk semangat bekerja. (Rmn/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini