Sukses

Tanda Tanya Besar untuk Elize

Pengakuan Elize Maria Tuwahatu dan Ki Joko Bodo soal keterkaitan Tommy Soeharto dalam pengeboman di malam Natal kembali melahirkan teka-teki baru. Elize sakit jiwa dan rekayasa polisi?

Liputan6.com, Jakarta: Kasus pengeboman pada malam Natal silam masih bergelimang pertanyaan. Penelusuran polisi belum berujung pada indikasi dalang aksi yang merenggut belasan nyawa itu. Namun, masyarakat digegerkan penangkapan Elize Maria Tuwahatu. Perempuan yang juga bisa dipanggil dengan nama Baby itu tertangkap tangan membawa bom di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (19/1) siang.

Nama Elize segera melambung. Media massa pun celingukan mengorek informasi tentang perempuan berusia 33 tahun itu. Maklum, wanita lajang itu disebut-sebut sebagai suruhan Tommy Soeharto untuk mengebom Kantor Kejaksaan Agung, Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta Direktorat Jenderal Pajak. Untuk melaksanakan tugasnya, Elize meminta bantuan paranormal Ki Joko Bodo.

Simak kisah Ki Joko, Elize mengontaknya pada 23 Desember 2000. Kala itu, perempuan berambut sebahu itu meminta ajian penglaris untuk kafenya. Namun, para normal yang bernama asli Agung Yulianto itu menyanggupi permintaan tersebut setelah kembali dari Eropa. Tepat 8 Januari, Eliza kembali mengontak Ki Joko. Sejak itu, keduanya beberapa kali bertemu di tempat praktek Ki Joko di Jalan Masjid Al-Umar, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jaktim.

Ki Joko mengaku diminta meletakkan dan meledakkan bom di tiga tempat tersebut. Untuk uang pengikat, Elize memberikan duit sebanyak Rp 10 juta. Jika Jaksa Agung Marzuki Darusman dan Menperindag Luhut Panjaitan tewas dalam pengeboman itu, pria berumur 38 tahun itu diiming-imingi fulus Rp 1 miliar. Sementara, bom di Dirjen Pajak hanya dipakai untuk menakut-nakuti alias shock therapy.

Memang, Ki Joko mengaku tak pernah mengenal dan bertatap muka dengan Tommy. Tetapi, dari sejumlah pertanyaan jebakan, dia menyimpulkan bahwa Elize adalah kaki tangan Tommy Soeharto. Lantaran itu, dia menyetujui permintaan Elize. Namun, dia lalu membeberkan semua itu kepada Kepolisian Resor Metro Jawa Timur. Kendati sempat ragu-ragu, Polres Jatim tetap menanggapi laporan Ki Joko dengan serius. Sebanyak 114 anggota polisi di bawah pimpinan Kepala Satuan Reserse Polres Metro Jaktim segera mengatur strategi untuk membekuk Elize di sekitar anjungan Yogyakarta dan Museum Prajurit TMII yang menjadi tempat pertemuan mereka.

Keterangan Ki Bodo terbukti. Polisi berhasil meringkus Elize lengkap dengan tiga bom dalam bungkusan itu. Sejak itu, rumah sekaligus tempat praktek Ki Joko dijaga polisi selama 24 jam. Ki Joko mengaku sadar bahwa pengakuannya bisa mengancam nyawanya. Namun, pria yang memiliki ilmu gendam yang bisa tidak kelihatan itu mengaku tak gentar. Dia siap menerima risiko. "Saya tidak mencari popularitas apalagi saya aktivis,"kata dia.

Ki Joko yang pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia menidurkan 110 orang secara bersamaan di TMII itu mengaku pernah dianiaya rezim Orde Baru ketika menjadi mahasiswa. Bahkan, kakak kandungnya yang juga aktivis hingga kini lenyap tanpa kabar berita. Tapi, pria berkumis itu menolak anggapan bahwa tindakannya didasari niat balas dendam. "Pokoknya saya tidak dendam kepada rezim Orde Baru maupun Keluarga Cendana," kata dia menegaskan.

Sementara itu, dalam pengakuan awalnya, Baby mengatakan diberi dan disuruh Tommy meletakkan bom di tiga tempat. Tapi pengakuan tersebut kemudian ditarik kembali oleh pengacaranya. Selain itu, Elize juga mengaku telah mengenal Tommy Soeharto sejak lama. Bahkan, rumahnya yang beralamat di Jalan Suwiryo Menteng Jakarta Pusat diakui sebagai hadiah dari Tommy. Dia sering menerima uang dari Tommy atas jasa paranormal.

Eliza pun membuat serangkaian pengakuan. Menurut ida, Sepekan sebelum tertangkap, Tommy menghubunginya lewat telepon genggam. Tommy ingin memberikan proyek dan meminta bertemu pada Minggu 14 Januari. Elize yang ditemani Lisa Imelda Lopulisa menyepakati menemui Tommy di depan Supermarket Hero Menteng. Dalam pertemuan itu, Tommy akan memberikan tiga bom untuk diledakkan di beberapa tempat.

Masih menurut Elize, karena lokasi tersebut terlalu ramai, Tommy mengalihkan tempat pertemuan di Jalan Surabaya. Namun, Elize ragu karena lokasi tersebut juga ramai. Akhirnya, Baby menelepon Tommy untuk bertemu di Jalan Cilacap. Di situ, Tommy datang dengan topi rimba dan memakai celana pendek. Tommy mengajak Elize ke bagasi mobil. Tommy juga mengajarkan Elize bagaimana mengaktifkan bom tersebut. Di situlah terakhir, Baby melihat buronan kasus tukar guling Bulog dan PT Goro Batara Sakti itu. Keesokan harinya, Elize menghubungi Ki Joko.

Keterangan Elize terang saja menghebohkan masyarakat. Pasalnya, selama ini santer terdengar bahwa Tommy Soeharto terkait dalam pengeboman di malam Natal. Tapi, isu itu tak terbukti. Bahkan sampai sekarang. Pasalnya, pengacara Elize, Masiga Bugis mengatakan kepada pers bahwa Elize mencabut pengakuan sebelumnya tentang keterlibatan Tommy dalam kasus pengeboman di malam Natal. Selain itu, Masiga menduga Elize menderita kelainan jiwa. "Elize tidak stress," kata Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mulyono Sulaiman, membantah.

Memang sulit mengungkap jati diri Elize. Tak satu pun anggota keluarga atau sahabatnya yang bersedia memberikan keterangan tentangnya. Bahkan, Ketua RT004/01 Aida Mustafa mengaku tak mengetahui sedikit pun aktivitas ataupun pekerjaan sehari-hari Elize. padahal, mantan artis yang menjanda itu telah 15 tahun mengenal Elize. Wajar saja muncul teka-teki baru soal Elize. Seperti biasa, langkah polisi itu kembali dipertanyakan.

Namun, Kepala Dinas Penerangan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol. Anton Bachrul Alam menampik penilaian yang mengatakan penangkapan elize adalah rekayasa polisi. Menurut Alam, seluruh rangkaian penangkapan Elize adalah berkat kerja keras polisi. Ibu kandung Elize, Sonya Tuwahatu ditahan lantaran terbukti mengetahui ada bom rakitan di rumahnya, tapi tidak melapor.

Sementara itu, pakar hukum pidana Prof. DR. Loebby Loqman menegaskan, perbuatan Elize membawa bom untuk diledakkan di tiga kantor pemerintah sudah melanggar hukum pidana. Jika terbukti elize bisa dihukum meski rencananya berhasil digagalkan polisi. Hukuman yang sama juga berlaku buat orang yang menyuruh Elize. Sedangkan soal Sonya, Loebby mengatakan, pada prinsipnya tindakan pidana itu sangat melekat pada pribadi. Tapi jika ada bukti keterlibatan, ibunya bisa dikenakan status tersangka.

Ruwet memang. Keterangan Ki Joko justru memunculkan teka teki baru: peran Elize dan keterlibatan Tommy dalam serangkaian aksi pengeboman. Namun, Ki Joko memilih menanti hasil penyelidikan polisi. Begitu juga dengan masyarakat.(TNA/Tim Derap Hukum)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini