Sukses

Ruhut Sitompul: Aku Nangisin MK Bukan Akil

Ruhut minta kelangsungan MK dipertahankan. "MK dan KPK di mata rakyat ibarat anak gadis."

Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengaku menangis saat mendengar kabar bahwa Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu 2 Oktober 2013 malam kemarin. Namun, air mata yang ia keluarkan bukan untuk Akil.

"Aku nangisin MK nya. Bukan Akilnya," kata Ruhut dalam sebuah diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2013).

Menurut Ruhut, MK harus tetap dipertahankan sebagai suatu institusi hukum di Indonesia. "MK dan KPK di mata rakyat ibarat anak gadis. Yang satu membahas masalah perundang-undanganan, yang satu membahas masalah korupsi. Kedua lembaga ini dianggap rakyat sebagai penyelamat rakyat," tambah Ruhut.

Adanya masalah yang kini menimpa lembaga peradilan tertinggi di Indonesia itu, Ruhut mengatakan bahwa yang harus dibenahi adalah para hakimnya bukan mematikan lembaganya.

"Kalau mau matikan tikus, jangan bakar rumahnya. Cari tikusnya dan matikan tikusnya," tutup Ruhut.

KPK telah menetapkan Ketua MK Akil Mochtar sebagai tersangka Kamis 3 Oktober. KPK juga menetapkan 5 orang lainnya. Salah satunya pengusaha bernama Tubagus Chery Wardana. Ia yang akrab disapa Wawan ini merupakan adik kandung Ratu Atut.

Pria yang juga suami Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany diduga memberikan uang sebesar Rp 1 miliar melalui pengacara yang dekat dengan Akil, Susi Tur Andayani. Dalam operasi tangkap tangan ini KPK menemukan uang dalam mata uang dollar Singapura senilai Rp 2-3 miliar.

Belakangan, penggeledahan di kantor Akil juga menjalar ke kasus lain. Penyidik KPK diduga menemukan narkoba dari ruangan tersangka 2 kasus sengketa pilkada itu.

"Ada 4 linting ganja, 2 inex (ekstasi), dan obat kuat," kata sumber. Penggeledahan itu sendiri berakhir pada Jumat sekitar pukul 01.40 WIB. Belum ada konfirmasi resmi dari pihak KPK dan Akil terkait informasi tersebut. (Ein/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini