Sukses

`Firasat` Akil Mochtar Sehari Sebelum Ditangkap KPK

"Orang baik-baik hari ini terkenal, tiba-tiba sore tangkap KPK, selesai. Ya kan, republik ini enggak bisa diduga," tutur Akil.

Sehari sebelum ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar memimpin sidang sengketa Pilkada Jawa Timur. Dalam persidangan 1 Oktober itu, Akil sempat menyinggung soal roda nasib manusia, termasuk orang yang ditangkap KPK.

Entah itu sebagai firasat Akil sebelum ditangkap KPK atau sekadar selorohan. Yang jelas, sehari setelah mengeluarkan pernyataan itu, Akil dibekuk KPK di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta Selatan.

Akil tertangkap tangan karena diduga menerima suap terkait sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas, kalimantan Tengah. Belakangan, dia juga dijadikan tersangka suap dalam penanganan sengketa Kabupaten Lebak, Banten.

Pernyataan Akil soal penangkapan KPK dalam sidang sengketa Pilkada Jatim itu bermula saat mendengarkan keterangan dari Saropah, pedagang kopi asal Kabupaten Malang yang bersaksi untuk Calon Gubernur Soekarwo. Saropah saat itu menjelaskan menerima gerobak dari Gubernur tanpa embel-embel perintah untuk mencoblos Soekarwo.

Singkat cerita, di akhir kesaksian Saropah, Akil mengeluarkan pernyataan soal nasib seseorang. "Nanti tempo-tempo saya ke Malang, beli kopi di tempat Ibu juga. He em, siapa tahu lewat kan, lho kayaknya Ibu ini pernah jadi saksi di MK kan saya berhenti," kata Akil sebagaimana dikutip Liputan6.com dari risalah sidang MK, Jumat (4/10/2013).

"Orang enggak tahu nasib orang kan bisa saja, atau malah kebalikan Ibu duduk di sini, saya malah jualan pakai gerobak, ini nasib kan tidak bisa tahu, Pak. Orang baik-baik hari ini terkenal, tiba-tiba sore tangkap KPK, selesai. Ya kan, republik ini enggak bisa diduga. Baiklah, cukup Ibu ya?," ujar Akil.

Pada Rabu 2 Oktober sekitar pukul 22.00 WIB, Akil dibekuk oleh penyidik KPK di rumah dinasnya. Akil dibekuk bersama angota Komisi II DPR dari Fraksi Golkar Chairun Nisa dan seseorang berinisial CN. Sejumlah orang juga turut dibekuk terkait suap ini. (Eks/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini