Sukses

Akil Mochtar Ditangkap KPK, PDIP: Kekhawatiran Megawati Terbukti

Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Sukarno Putri mengaku miris atas peristiwa tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Muchtar.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarno Putri mengaku miris atas tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Muchtar. Sebab di tengah euforia politik saat dirinya menjadi Presiden ke-4 dituntut untuk mendirikan MK. Megawati pun secara konsisten melaksanakan keputusan MPR tersebut.

Hal itu disampaikan Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (3/10/2013).

"Bahkan dalam bayangan Megawati, aspek kenegarawanan dari hakim MK itu ditempatkan pada posisi yang sangat terhormat dalam sistem politik Indonesia," ungkap Hasto menilai pemikiran Megawati.

"Atas dasar hal tersebut, Megawati Soekarnoputri kemudian mencarikan sendiri lokasi yang paling cocok untuk gedung MK," sambung dia.

Lalu, cerita Hasto, karena itulah Gedung MK sengaja dipilih di lokasi yang sangat strategis dan berada di ring satu pemerintahan  RI. Saat itu, Mega berharap hakim MK benar-benar memiliki kenegarawanan yang sangat kuat.

"Namun, akhirnya diruntuhkan hanya karena suatu nafsu untuk memperkaya diri dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya," kata Hasto meniru ungkapan hati Megawati.

Bahkan katanya, sungguh ironis, betapa jauhnya antara cita-cita dan kenyataan. Kekhawatiran Megawati pada awal pendirian MK kini terjadi.

"Saya pribadi pun yang mendengarkan secara langsung pertanyaan Megawati saat itu terus saja terngiang-giang pada kegamangan Megawati. Apakah betul kita mau menyerahkan tafsir atas konstitusi yang disusun dengan konsepsi yang luar biasa tentang republik ini, dan kemudian menyerahkannya pada 9 orang hakim MK?" tutur Hasto.

Ternyata, kekhawatiran itu terbukti. Reformasi politik melalui amandemen UUD 1945 tak bisa dilaksanakan secara tergesa-gesa.

"Kita tidak bisa membereskan republik ini dengan mengesampingkan seluruh konsepsi pendirian Republik Indonesia yang sebenarnya sangat tepat dan menyatu dengan seluruh nature-nya rakyat Indonesia," terang dia. (Ali/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.