Sukses

Euforia Pelantikan, Kalemnya Jokowi, Garangnya Ahok

Jokowi-Ahok dilantik! 'Duet maut' ini begitu menghenyak publik. Apalagi dengan suguhan karakter kepemimpinan yang berbeda.

Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Jokowi-Ahok dilantik! Bukan hanya warga Jakarta yang bergembira. Euforia juga melanda Solo, Jawa Tengah. Kota yang ditinggalkan Jokowi. Pedagang di Solo turut menyaksikan pelantikan melalui televisi di pasar.

Setelah pelantikan, kerja dimulai. 'Duet maut' Jokowi-Ahok begitu menghenyak publik. Apalagi dengan suguhan karakter kepemimpinan yang berbeda bak langit dan bumi. Jokowi kalem. Ahok garang. Jokowi blusukan ke warga. Ahok 'mengobrak-abrik' birokrasi internal. Uniknya, keduanya saling mengisi, saling menyokong, saling melengkapi.

Berikut flashback sepak terjang Jokowi-Ahok selama 1 bulan pertama memimpin DKI Jakarta dalam kurun waktu 15 Oktober hingga 14 September 2012:

Pelantikan

Ribuan masyarakat memadati depan Gedung DPR DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih Raya, pada 15 Oktober 2012. Mereka bertepuk tangan meriah menyambut pelantikan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 oleh Mendagri Gamawan Fauzi. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun menghadiri pelantikan.

"Hidup Jokowi! hidup Jokowi!" seru mereka. Ratusan karangan bunga ucapan selamat juga memenuhi halaman gedung.

Lucunya, saat pelantikan masih berlangsung, ratusan orang menyerbu meja makan yang terletak di dalam ruangan pelantikan. Makanan yang sedianya tersaji untuk para tamu undangan, langsung ludes tanpa sisa. Untungnya ini ini tak mengganggu proses pelantikan Jokowi-Ahok.

Usai dilantik, Jokowi-Ahok dengan setelan jas putih dan topi hitam menemui warga di depan Gedung DPR DKI Jakarta. Keduanya menyampaikan ucapan 'orasi'.

"Saya tetap akan berjalan ke kampung-kampung," janji Jokowi yang 'hobi' blusukan. "Tolong sampaikan kepada kami hal-hal kesusahan masyarakat," imbuh Ahok. Keduanya pun mengucapkan terima kasih.

Janji Jokowi

Kerja langsung dimulai. Jokowi diingatkan dengan janji-janjinya selama kampanye. Antara lain Kartu Pintar dan Kartu Sehat, bersepeda keliling kampung, mengatasi macet dengan membangun mass rapid transit (MRT) dan monorel, menangani banjir dan kebakaran.

Setelah dilantik, Jokowi kebanjiran pengaduan warga saat mendatangi kawasan kumuh Pademangan Utara, Jakut, pada 16 Oktober 2012. Beberapa di antaranya perihal harapan warga yang ingin bebas dari banjir, selokan dan sungai yang bersih, dan bebas dari sampah.

Jokowi-Ahok juga didemo para buruh yang menuntut penuntaskan kasus perburuhan, seperti seperti upah minimum serta PHK massal secara semena-mena. Jokowi kemudian menemui Menteri BUMN Dahlan Iskan. Keduanya sepakat meningkatkan sarana transportasi guna mengatasi kemacetan yang membelit Jakarta.

Hari Demi Hari

15 Oktober 2012, Jokowi menempati rumah dinas di Jalan Suropati No 7, Menteng, Jakarta Pusat. Tak banyak perabot yang dibawa pengusaha mebel tersebut. Yang pasti dibawa yakni sejumlah koleksi album musik seperti kaset, cakram padat, dan beberapa kaus sejumlah band rock atau cadas legendaris yang sudah dikoleksi sejak di bangku kuliah.

"Ada Foo Fighter, Napalm Death ada, Scorpions ada, Megadeth ada, Deep Purple ada... Semua saya bawa," tutur Jokowi.

17 Oktober 2012, Jokowi menemani Presiden SBY membuka Trade Expo Indonesia 2012 di Kemayoran, Jakarta Pusat. Lalu mengunjungi sejumlah terminal di Ibukota. Sementara Ahok lebih banyak menghabiskan waktunya di Balaikota. Ahok ditugaskan Jokowi mengatur penghematan anggaran daerah, termasuk rencana penghematan pengeluaran air dan listrik dengan cara memindahkan sejumlah kantor kepala dinas untuk disatukan ke Balaikota.

SBY meminta Jokowi segera membuat Jakarta bersih dan bebas dari kawasan kumuh. "Agar kebersihan kota dimaksimalkan, dijaga. Kemudian masalah kawasan kumuh juga segera dilaksanakan (perbaikan)," pinta SBY. Jokowi menyanggupinya. "Ya, diperbaiki ada ruang hijau, ruang publik, dan ruang kreatifnya," sahut Jokowi.

18 Oktober 2012, Jokowi berencana merevisi Surat Keputusan (SK) Gubernur tentang tugas dan wewenang Wakil Gubernur terhadap sejumlah lembaga ke-Islaman di DKI Jakarta. Pemicunya, Front Pembela Islam (FPI) tidak ingin Ahok yang non-muslim memegang jabatan dalam lembaga-lembaga Islam di bawah Pemprov DKI Jakarta.

19 Oktober 2012, Jokowi meminta Ahok mengkaji ulang proyek MRT. "Prinsip Pak Gubernur, kalau memulai sesuatu tidak boleh berhenti. Itu tidak ada dalam kamus Pak Gubernur kita," ungkap Ahok.

Ruang kerja Ahok dirombak dengan menambah meja dan kursi untuk para staf. Hanya toilet yang dimilikinya sebagai ruang pribadi. "Ruang pribadi ada. Toilet. Saya tinggal masuk, saya kunci. Yang penting ada kamar untuk ganti," ucap Ahok.

22 Oktober 2012, Jokowi memastikan akan meluncurkan kartu Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar pada November 2012. "Tapi kapan? Rahasia," ujar Jokowi.

24 Oktober 2012, inspeksi mendadak alias sidak ke sejumlah kantor kelurahan, kecamatan, dan puskesmas di Jakarta Pusat dilakukan Jokowi. Pria bertubuh kurus ini menyempatkan diri mengecek tensi darah dan bergurau dengan pasien saat sidak ke Puskesmas Kramat Sentiong.

27 Oktober 2012, Ahok berencana membangun Lembaga Pemasyarakatan (LP) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk para narapidana di Tangerang, Banten. "Supaya 13 ribu narapidana ini ditempatkan yang baik, bukan penjahat, supaya nanti keluarnya dari Lapas bisa seperti Anton Medan dan Bapak AM Fatwa," kata Ahok.

29 Oktober 2012, Jokowi memimpin upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan eks IRTI, Monas. Suami Iriana ini menyampaikan hendak membangun sejumlah ruang publik khusus untuk mengasah kreativitas para pemuda.

"Jadi, lupakanlah yang namanya perkelahian ataupun tawuran. Lebih baik kita saling berinteraksi melalui kreativitas," imbau Jokowi.

1 November 2012, Berapa gaji Ahok? Ahok belum tahu pasti karena belum gajian. Maklum, belum sebulan bekerja. Ahok berjanji akan menginformasikannya melalui website. Namun website pribadinya melansir gaji pokok Rp 2,4 juta, tunjangan jabatan Rp 4,3 juta, dan biaya rumah tangga atau rumah dinas Rp 20 juta.

"Saya belum gajian hari ini. Kalau sudah, pasti saya masukkan ke website. Makanya saya belum traktir kalian. Tapi perasaan saya sudah traktir terus deh, itu uangnya ngutang," seloroh Ahok.

4 November 2012, Aksi buka-bukaan Ahok terkait gajinya dinilai sebagai sebuah gebrakan transparansi dan sebagai upaya untuk pencegahan korupsi pejabat daerah.

5 November 2012, 50 pedagang kaki lima (PKL) Pasar Senen mendatangi kantor Jokowi. Mereka menagih janji Jokowi tidak menggusur PKL. "Jangan begitu duduk di sini lalu rakyat sengsara," cetus PKL. Ahok yang menerima PKL berjanji tidak akan ada penggusuran. "Cuma perbaikan pager dan itu nanti kita cek dulu," ucap Ahok.

7 November 2012, Ahok bersama Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Akmal Taher dan berbagai perwakilan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dari seluruh DKI membahas peluncuran Kartu Sehat.

9 November 2012, Ahok merangkul Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEM SAKTI) yang memiliki program penanggulangan bencana.

Jokowi memastikan Kartu Sehat dibagikan pada 10 November 2012 di seluruh kelurahan DKI Jakarta secara bertahap. "Siapapun yang ingin dapat kartu, silakan. Dengan catatan mau di kelas 3," kata Jokowi.

12 November 2012, memperingati Hari Pahlawan, Ahok memimpin upacara di lapangan IRTI, Monas. Seharusnya upacara dipimpin Jokowi. Namun Jokowi harus ke beberapa wilayah Jakarta Utara dan Pusat untuk membagikan Kartu Sehat.

"Perjuangan kita gampang sekali hari ini. Hanya berjuang keringat. Berjuang kita sekarang ini enteng sekali. Hanya jangan korupsi, memperhatikan rakyat miskin. Tidak sebanding dengan korban nyawa," seru Ahok.

Gaya kampanye Jokowi-Ahok yang tidak mengandalkan kekuatan uang saat Pilkada DKI Jakarta menginspirasi Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki dalam Pilkada Jabar. "Ini kan satu tradisi politik baru. Pengalaman Jokowi kemarin membuat demokrasi sedikit maju. Bagaimana kekuatan uang bisa dikalahkan dengan koalisi rakyat," kata Teten.

13 November 2012, Jokowi tak mau menemui buruh yang mendatangi kantornya untuk menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) menjadi Rp 2.799.067. "Saya nggak akan menemui buruh. Saya cuma akan memukul gong mengesahkan peraturan," cetus Jokowi.

14 November 2012, Ahok menemui perwakilan buruh yang menuntut Upah Minimum Provinsi (UMP) Rp 2.799.067. Pengusaha masih keberatan. Ahok dipanggil Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan. "Dia mendukung Kartu Jakarta Sehat serta program lainnya," tutur Ahok.

Bedanya Jokowi-Ahok

Sejumlah video yang diunggah Humas Pemprov DKI Jakarta di YouTube memperlihatkan Ahok mengomeli staf yang ketahuan mencatat rapat dengan tulis tangan namun pura-pura pakai laptop. Ahok juga memarahi Dinas Pekerjaan Umum. Menanggapi itu, Jokowi santai.

"Katanya disuruh terbuka. Kenapa setelah terbuka, dipertanyakan? Biarkan saja, biar semua tahu. Rapat dengan dinas memang harus ada koreksi dan evaluasi. Biar saja, itu memang gaya kepemimpinannya," ucap Jokowi.

Sebulan menjabat di Balaikota, terkesan ada pembagian tugas di antara Jokowi-Ahok. Jokowi sering turun lapangan, sementara Ahok lebih banyak di kantor. Ini akan selamanya? "Nggak, nanti Pak Wagub juga turun ke masyarakat. Masak yang tambah hitam saya. Nanti gantian," ujar Jokowi.

Video Ahok yang beredar di YouTube tersebut juga menuai pujian dari berbagai pihak. Namun Ahok menampik bila dirinya dikatakan marah saat rapat dengan Dinas Pekerjaan Umum.

Pemprov DKI telah mengeluarkan Rp 6 triliun untuk membayar Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) untuk para guru di DKI. "Jadi di DKI sudah tidak ada lagi, guru yang istilahnya Oemar Bakri, guru-guru di DKI sudah lebih mahal dari swasta," ujar Ahok.

Jokowi menemani Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt melihat-lihat kondisi Jakarta dari atas Monas. Jokowi mengaku bahasa Inggrisnya masih belum lancar. "Iya susah," ucap Jokowi.

Soal makan siang, Jokowi-Ahok berbeda. "Kalau saya, makan siang ya pas siang. Kalau dengan Pak Gubernur, siap-siap saja makan siang di sore hari," ujar Ahok.

Bila sudah pusing, Jokowi terkadang menempelkan jidat kepalanya ke pintu untuk beristirahat sejenak. "Beginilah gaya Jokowi kalau sudah pusing," ujar mantan Walikota Solo ini. Sedangkan Ahok yang punya gaya 'koboi' meminta maaf. "Mohon maaf dengan gaya bicara saya mungkin terlalu kasar. Ya, saya terima," ucap mantan Bupati Belitung Timur ini.

Meski demikian gaya kepemimpinan Jokowi-Ahok yang bertolak belakang dinilai banyak kalangan merupakan kombinasi yang tepat untuk mendobrak birokrasi yang berbelit.

Gaya kepemimpinan Jokowi-Ahok yang berbeda menjadi sorotan. Jokowi gemar blusukan. Ahok lugas dan ceplas-ceplos dalam berbicara. Mirip mantan Gubernur Ali Sadikin. Menurut sejarawan JJ Rizal, gaya kepemimpinan seperti ini mendobrak garis-garis birokrasi yang kaku dan berbelit-belit. Diharapkan, gaya kepemimpinan Jokowi-Ahok bisa memberantas mafia birokrasi yang acap kali menghambat dan justru jauh dari melayani rakyat. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.