Sukses

Perempuan Kulit Hitam Cucu `Jagal` Nazi: Kakek Pasti Membunuhku

Jennifer Teege berkulit gelap, berambut hitam. Tak terbayang ia adalah cucu algojo Nazi yang dikenal sadis, Amon Goeth.

Jennifer Teege kaget bukan kepalang saat mengetahui silsilah keluarganya. Ia yang berdarah campuran Afrika, berkulit kehitaman, rambut gelap dan ikal, ternyata adalah cucu Amon Goeth, komandan kamp konsentrasi Plaszow selama Perang Dunia II.

Fakta itu adalah ironi. Menurut Jennifer, kalau saja kakeknya tahu akan keberadaannya, ia pasti sudah menembaknya, hanya karena persoalan rasial. Pentolan Nazi dan pengikutnya menganggap, selain bangsa Arya dan Eropa, lainnya adalah "sub-manusia" alias bukan manusia.

Dalam bukunya, "Amon: My Grandfather Would Have Shot Me", Jennifer menceritakan soal asal usul keluarganya dan keyakinannya bahwa sang kakek tak akan membiarkannya hidup.

Apalagi Amon Goeth dikenal sadis, yang menikmati penderitaan para tahanannya dalam kamp di Polandia. Dikisahkan dalam film "Schindler's List", ia kerap menembaki para tahanan, hanya untuk bersenang-senang. Atau menenggak minuman anggur sembari melihat anjing penjaga merobek tubuh para tawanan.

Goeth dihukum gantung atas tuduhan melakukan kejahatan perang pada tahun 1946.

Lantas, bagaimana bisa darah Afrika mengalir di tubuh keturunan Goeth?

Jennifer Teege adalah keturunan putri Goeth yang menjalin hubungan asmara singkat tanpa komitmen dengan mahasiswa asal Nigeria. Saat lahir, ia menyandang nama keluarga ibunya.

Hanya sebentar diasuh, ibunya yang bernama Monika menyerahkan Jennifer untuk diadopsi seorang pasangan kaya di Munich.

Sementara, Monika yang lahir pada 1945 adalah anak Ruth, mantan sekretaris sekaligus kekasih gelap Goeth. Beranjak dewasa, Jennifer menemukan buku yang ditulis ibunya, menceritakan  tentang Goeth -- yang dikenal sebagai 'Butcher of Plaszow' atau 'Jagal dari Plaszow'. Ia pun mulai mencari tahu akarnya.

Saat mengetahui kenyataan itu, Jennifer sempat terpukul. "Rasanya seperti karpet yang saya injak tiba-tiba robek," kata dia seperti dimuat Daily Mail, 30 September 2013.

"Aku cepat-cepat berbaring di bangku, menelepon suamiku minta jemput, aku sama sekali tak kuasa mengemudi sendiri."

Sepulang ke rumah, ia minta agar tak diganggu. Sambil berbaring, Jennifer membaca buku tersebut lembar demi lembar.

Sebelum menemukan buku itu, Jennifer sudah pernah melihat film "Schindler's List" -- kisah tentang pebisnis dari dekat Plaszow yang menyelamatkan pekerja Yahudinya. Saat itu Jennifer sedang belajar di Israel.

"Meski nama lahirku adalah Goeth, namun saya tak melihatnya tertulis dalam film itu. Aku hanya mendengar nama itu disebut dan sama sekali tak menyangka ada kaitan dengan diriku," kata ibu 2 anak itu.

Setelah mengetahui asal usulnya, Jennifer telah mengunjungi reruntuhan Plaszow, di luar kota  Krakow -- melihat rumah yang yang pernah dihuni kakeknya.

Jennifer bisa dibilang putus hubungan dengan ibunya -- yang kini dikenal sebagai Monika Hertwig. Namun rumah itu mengikat sejarah hidup keduanya.

Di muka rumah yang sama, Monika pernah diwawancara untuk sebuah film dokumenter pda 2010,  yang menceritakan tentang anak-anak para algojo Nazi.

"Aku melihat ayahku menembak seorang perempuan yang menggendong bayinya dari atas balkon. Aku merasa tersiksa dengan fakta bahwa darahnya mengalir di tubuhku," kata Monika soal ayahnya.

Goeth adalah Kematian

Amon Goeth (1908-1946) adalah salah satu kapten SS yang paling terkenal. Ia mahsyur dengan sebutan 'Jagal dari Plaszow' -- kata terakhir diambil dari nama kamp konsentrasi tempatnya bertugas,

Goeth bergabung dalam gerakan politik ultra-nasionalis dan anti-Semit saat masih remaja. Ia bergabung di SS pada 1930 dan ditunjuk untuk mengawasi pembangunan Plaszow.

Ribuan orang Yahudi dari Krakow dikirim ke kamp tersebut, di mana mereka diperbudak dalam kerja paksa sekaligus sasaran kebengisan Goeth.

Sang komandan biasa menembak tahanan dari jendela kamarnya, hanya karena merasa mereka berjalan terlalu lambat. Atau membiarkan anjing merobek tubuh tawanan.

Salah satu tahanan Yahudi yang diselamatkan Oskar Schindler mengatakan, 'Ketika Anda melihat Goeth , Anda melihat kematian."

Namun, sekejam-kejamnya Goeth, dia masih punya sisi lembut. Meski secuil. Ia menyelamatkan hidup tahanan perempuan setelah mendengarnya memainkan karya Chopin di piano.

Apapun, bahkan untuk ukuran pasukan SS, kekejaman Goeth sudah keterlaluan. Pada 1944 ia ditangkap dan didakwa atas tuduhan penyiksaan tahanan. Sebelum sempat diadili Jerman, ia ditahan oleh militer AS, diadili, dan digantung.

Goeth punya 3 anak dari istrinya, Anny. Juga seorang anak lagi dari hubungan gelapnya dengan sekretarisnya, Ruth Irene Kalder -- ibu Monika, nenek Jennifer.

Kejahatan Goeth kembali menjadi sorotan pada 1993, saat karakternya dimainkan oleh Ralph Fiennes dalam film "Schindler's List", yang disutradarai Steven Spielberg. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini