Sukses

JK `Pasang Badan` UN Tangkal Kasta Pembodohan

Geram melihat banyak anak muda Indonesia hanya santai-santai, JK mencetuskan UN. Belakangan, banyak siswa stres UN. Tapi JK 'pasang badan'.

Geram melihat banyak anak muda Indonesia hanya santai-santai, Jusuf Kalla mencetuskan Ujian Nasional (UN) kala menjabat Menko Kesra. Belakangan, banyak siswa stres UN. Tapi JK 'pasang badan'. Demi menangkal kasta pembodohan.

"Sebab rupanya budaya bangsa ini terlalu permisif (serba membolehkan). Karena jika kita permisif, kita kembali ke kasta pembodohan," kata pria yang akrab disapa JK ini.

Hal ini disampaikan JK dalam sambutannya pada Konvensi Ujian Nasional di Jakarta yang berlangsung 26-27 September 2013. Mantan Wapres ini menyatakan pelaksanaan UN perlu dan penting untuk mencerdaskan bangsa.

"Saya lihat mereka tak mau belajar, karena buat apa belajar kalau kita semua pasti lulus, termasuk keponakan saya sendiri," kenang JK.

Dia kemudian meminta pejabat terkait membandingkan ujian di Indonesia dengan yang ada di negara lain. Waktu itu ditemukan bahwa ujian Bahasa Inggris anak SD di Malaysia ternyata seperti ujian Bahasa Inggris anak SMA di Indonesia.

"Bayangkan, kita tertinggal 6 tahun dengan mereka! Karena itulah kita hanya bisa jadi TKW di Malaysia! Karena nilai kita jauh kalah," cetus JK.

JK menekankan 2 hal penting yang perlu menjadi perhatian. Pertama, pendidikan Indonesia harus punya standar yang sifatnya nasional. Kedua, harus ada dorongan untuk anak biar belajar.

"Maka dari itu UN itu harus ada. Tidak ada negara yang besar dengan sekolah yang santai. Tunjukkan pada saya mana negara maju yang sekolahnya santai? Anda bisa bandingkan bagaimana anak-anak China dan Singapura belajar," ujar JK.

Negara yang sekarang rakyatnya santai-santai, menurut dia, adalah AS. Ini menyebabkan jumlah lulusan cumlaude di AS sebanyak 60 persennya adalah orang Asia. Indonesia jangan berusaha menyesuaikan cara belajar dengan keadaan yang ada, tapi keadaan harus disesuaikan dengan standar belajar yang dibutuhkan agar bangsa ini lebih cerdas.

"UN itu meningkatkan harkat bangsa," tegas Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini. "Jadi, (jika tak ada UN) akan muncul kasta sekolah yang bayar mahal dengan yang murah, muncul juga kasta untuk daerah pintar dan tidak pintar," terang JK.

Stres

Menanggapi polemik banyak siswa yang stres karena UN, JK menilai yang stres itu karena mereka tidak belajar.

"Dan stres itu bukan hanya soal ujian, kehilangan pekerjaan juga stres, naik turun pangkat juga stres. Jadi belajarlah," ujar JK.

JK menegaskan tujuan UN untuk mencerdaskan bangsa. Pasti ada yang tidak lulus. Itulah namanya ujian.

"Anda harus tahu, standarnya dulu sudah kita turunkan dari 5 hingga ke 3,5 dengan tingkat ketidaklulusan 20 persen. Tapi Anda harus tahu di Singapura itu 8 dan di Malaysia 6 (standarnya) dengan soal yang lebih sulit. Jadi manajemennya yang harus diperbaiki, jangan UN-nya yang disalahkan," pungkas JK. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.