Sukses

Ruhut yang Tertolak dan Kursi `Komisi Badut`

Seharusnya, petang tadi adalah hari pelantikan Ruhut sebagai Ketua Komisi Hukum di DPR.

Ruhut Sitompul masih digantung para rekannya di Komisi III DPR. Langkah si 'Poltak' untuk maju sebagai Ketua Komisi III hampir sama seperti lika-liku perjalanan cintanya dalam sinetron Gerhana yang populer pada 1999 silam. Padahal hanya selangkah lagi, Ruhut bisa duduk di kursi itu.

Seharusnya, petang tadi adalah hari pelantikan Ruhut sebagai Ketua Komisi Hukum di DPR. Namun sang pengacara lagi-lagi harus menunggu. Para anggota Komisi III terus-menerus menghujani rapat paripurna pembahasan pengangkatan Ruhut dengan penolakan. Berbagai macam lontaran pedas nan nyelekit terkait kontroversi Ruhut mampir di rapat itu.

"Fraksi Hanura menolak penunjukan saudara Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III," ucap anggota Fraksi Hanura Syarifuddin Suding saat rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2013).

"Saya katakan bahwa Komisi III ini adalah komisi yang sangat dinamis dan penuh dalam dinamika, kita mengharapkan bahwa pimpinan seharusnya ketua yang memiliki kapabilitas dan mampu mengakselerasi segala dinamika. Saya menginginkan tidak menjadi komisi dagelan dan komisi badut, saya mengharapkan Komisi II jadi komisi yang bermartabat," imbuhnya.

Ada pula yang membawa-bawa persoalan pribadi sang 'Raja Minyak' ke ruang rapat. Maka tak heran jika Ruhut pun geram. "Jangan karena tidak senang, mengangkat masalah pribadi saya. Kau kasih pipi kanan kau, menampar pipinya sendiri," tegur Ruhut dalam rapat itu.

Masih tak ada titik temu, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang memimpin rapat memutuskan nasib Ruhut akan ditunda 1 pekan. Tak cuma itu, Priyo juga mengembalikan keputusan pengangkatan Ruhut kepada Partai Demokrat.

Hingga pekan depan, partai besutan Presiden SBY itu dipersilakan untuk memutuskan tetap setia pada Ruhut atau mengajukan nama lain sebagai pengganti Gede Pasek Suardika--sang Ketua Komisi yang diminta turun.


Demokrat Dorong Ruhut

Demokrat mengaku kecewa dengan penolakan para anggota Komisi III. Meskipun politisinya ditolak habis-habisan, namun Demokrat nyatanya masih setia pada Ruhut. Tak akan ada Ketua Komisi III selain Ruhut.

Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hassan menilai, penolakan-penolakan itu tak memiliki argumentasi yang jelas dan tak cukup mampu untuk membuat partainya gentar.

"Ruhut sudah ditetapkan. Ketua Fraksi yang menyelesaikan," kata Syarief.

"Kita tetap dorong Pak Ruhut. Itu hak Demokrat," ucapnya.

Sementara itu, Gede Pasek Suardika hanya bisa pasrah dengan keputusan partainya. Salah satu loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu telah mulai membereskan barang-barangnya dari ruang kerja pimpinan Komisi III DPR. Padahal hingga pekan depan dia masih menjadi Ketua Komisi III DPR.

"Ini Pak Priyo saya sudah merapikan barang-barang saya di atas meja sudah saya rapikan," ungkap Pasek kepada Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso sambil mengangkat buku bacaannya yang telah dikemas di dalam kardus.


Jabatan di Atas Ketua Komisi III

Namun Ruhut tetap berbesar hati. Walaupun pelantikannya harus ditunda hingga pekan depan, dia tetap optimistis. Ruhut juga tak khawatir jika Partai Demokrat mengusulkan nama lain sebagai Ketua Komisi III DPR.

"Aku nggak masalah. Aku menjadi besar, ribuan dukungan untuk aku," kata Ruhut.

Pria berkacamata itu juga yakin, jikapun gagal nanti, pasti ada skenario yang lebih besar yang akan menempatkannya di puncak kekuasaan tertinggi. "Malah mungkin aku dapat jabatan yang lebih tinggi," tuturnya.

Ruhut lahir di Medan, Sumatera Utara pada 24 Maret 1954 silam. Dia adalah anak ke dua dari pasangan Humala Sitompul dan Surtani Panggabean. Pria yang kental dengan logat Bataknya ini sempat bergabung dengan Partai Golkar. Lalu dia hijrah ke Partai Demokrat.

Di partai berlambang mercy itu, Ruhut pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP. Namun akhirnya dia dicopot dari kepengurusan di DPP Demokrat pada 2012 lalu. (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini