Sukses

Wawancara Al Jazeera, Prabowo: Mandela Juga Masuk Daftar Hitam AS

Saat diwawancara media internasional Al Jazeera, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut dirinya sama dengan Mandela.

Saat diwawancara media internasional Al Jazeera, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut ada kesamaan antara dirinya dengan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Yakni sama-sama pernah masuk daftar hitam Amerika Serikat.

"Nelson Mandela juga pernah masuk daftar hitam Amerika Serikat" kata mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Prabowo dalam bahasa Inggris, saat ditanya soal penetapan namanya dalam daftar hitam AS, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (23/9/2013).

"Tapi Anda juga bukan Nelson Mandela," timpal jurnalis Al Jazeera, Veronica Pedrosa.

"Ya memang. Tapi Nelson Mandela pernah juga masuk daftar hitam Amerika Serikat," jawab Prabowo. "Amerika Serikat juga tahu bahwa dirinya tidak terlibat dalam segala kejahatan yang dituduhkan."

Dalam situsnya, Al Jazeera menyebut AS menolak Prabowo masuk negaranya lantaran dugaan kejahatan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Namun Prabowo membantah dirinya sebagai pelaku kejahatan di Timor Leste maupun tuduhan kudeta tahun 1998.

"Saat Anda menjabat di posisi tertinggi militer, Anda akan menjadi subjek tuduhan, fitnah, dan pembunuhan karakter. Itu risiko dari pekerjaan tersebut. Mereka didesain untuk menghancurkan reputasi saya," kata Prabowo yang diwawancara di rumahnya, yang disebut Al Jazeera berjarak 2 jam dari Jakarta dan berhiaskan ukiran kayu.

Lebih lanjut, Prabowo menegaskan, dukungan tetap datang untuknya meski dihantam isu tersebut. Ia yakin warga Indonesia tidak bodoh dan tidak percaya begitu saja dengan isu tersebut.

"Ini adalah yang ketiga kalinya saya bertarung di pemilu. Saya sudah terjun di dunia politik selama 15 tahun. Jadi, saat banyak dukungan datang untuk saya, tuduhan juga bakal datang. Orang Indonesia tidak bodoh, dan Anda tahu, itulah mengapa saya tetap dapat dukungan," ungkap pria 61 tahun itu.

Selain Nelson Mandela, Prabowo juga menyebut tokoh dunia lain. Ia bilang pemimpin harus berkarakter kuat, seperti mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew.

"Pemimpin itu harus kuat. Kuat karakter, integritas, keyakinan. Bagaimana bisa pemimpin lemah memimpin negara? Margaret Thatcher adalah contoh pemimpin yang kuat. Makanya disebut Iron Lady," jelas Prabowo saat ditanya sosok pemimpin seperti apa yang dibutuhkan Indonesia.

Permasalahan di Indonesia

Dalam wawancara eksklusif tersebut, Prabowo juga berbicara soal permasalahan di Indonesia. Menurut dia, demokrasi di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.

"Ada kesadaran untuk menuju demokrasi yang lebih baik. Tapi saat ini kita masih jauh dari hal itu. Masih banyak pembajakan demokrasi," kata Prabowo.

Pembajakan yang dimaksud Prabowo adalah masih ada banyak kecurangan dalam pemilu. Misalnya politik uang yang berhasil mengiming-imingi para swing voter atau pemilih yang belum menentukan pilihan.

"Dari luar, demokrasi di Indonesia terlihat sukses. Tapi secara substansi masih kurang dari harapan. Masih banyak yang harus dicapai," ucap pria kelahiran 17 Oktober 1951 tersebut.

Masalah lain yang dipaparkan Prabowo adalah ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah. Hal ini, menurut dia, merupakan awal dari kehancuran negara.

"Rakyat tak percaya pemerintah, hakim, dan pemimpin. Ini bisa menjadi awal kehancuran," pria yang pernah menjadi menantu Presiden ke-2 RI, Soeharto itu. (Riz/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.