Sukses

Kesaksian Para Korban Serangan Mal Kenya yang Tewaskan 68 Orang

Sekitar 68 orang tewas dan 175 cedera, dan setidaknya 30 lainnya disandera.

Serangan brutal terjadi di sebuah mal di Ibukota Kenya, Nairobi. Sekelompok orang dari kelompok Al-Shabab melepaskan tembakan dan melempar granat secara membabi buta kepada para pengunjung. Akibatnya sekitar 68 orang tewas dan 175 cedera, dan setidaknya 30 lainnya disandera.

Salah satu saksi, Nahashon Mwangi, yang sedang bekerja mengaku dirinya menerima panggilan telepon dari puteranya, yang meminta tolong beberapa saat setelah anaknya itu tertembak.

"Ayah, saya tertembak di leher dan tangan. Saya berdarah. Datanglah dan tolong saya," kata Nahashon menirukan ucapan anaknya yang berusia 21 tahun itu, seperti dikutip dari Saudi Gazette, Senin (23/9/2013).

Mwangi menuturkan, pada Sabtu 21 September 2013 itu, dia langsung mencari dan memacu kendaraan menuju Nairobi ke pusat perbelanjaaan Westgate, tempat sekelompok orang bersenjata asal Somalia menduduki mal itu.

Terjebak macet di Nairobi, sang ayah menelepon lagi anaknya. "Jangan telepon saya lagi," jawab anaknya. "Saya hanya ingin ayah menghindar dari sini. Jika mereka mendengar saya menelepon, mereka akan membunuh saya!"

"Butuh waktu 1 jam bagi saya untuk menembus area itu," kata Mwangi. "Saya menangis dan memohon kepada polisi untuk menyelamatkan anak saya. Saya ingat menghardik seperti anak-anak, menangis dan menangis namun polisi tak mengizinkan saya lewat."

Kabar akhirnya datang 5 jam kemudian manakala anaknya yang terluka itu itu ada di antara para korban yang dipindahkan dan diungsikan oleh pasukan keamanan yang menggeladah dari toko ke toko.

Anak Mwangi segera dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Aga Khan di Nairobi dan mendapat operasi bedah darurat. "Saya berdoa semoga dia baik-baik saja," kata si ayah yang terguncang ini. "Mengapa orang-orang ini melakukan hal ini kepada kita?"

Korban lain, Wanjiru, yang merupakan pekerja mal Zipporah juga bersaksi. Ia bilang, "Para penyerang berbicara dalam bahasa yang tak saya mengerti," kata wanita yang berhasil selamat dalam kondisi kritis ini. "Saya tak memahami apa pun, namun suara mereka menakutkan."

Wanjiru mengaku bersembunyi di bawah meja bersama 5 rekannya sesama karyawan. "Mereka menembak tak pandang bulu, seperti dalam film saja melihat orang-orang berlumuran darah karena terjangan peluru," kata dia, diiringi tangisan. "Saya tak pernah menyaksikan hal seperti sepanjang hidup saya. Hanya Tuhan yang bisa mengobati saya dan negara kami."

Pelayan kafe, Titus Alede, mengungkap dirinya sempat didekati orang-orang bersenjata. Tapi ia berhasil melarikan diri. "Saya sedang melayani seorang pembeli dan orang-orang ini datang. Mereka tidak mengincar uang melainkan menembaki orang-orang tanpa bertanya apa-apa. Saya ingat mereka berkata 'kalian telah membunuh rakyat kami di Somalia, kini waktunya kami membalas kalian," kenangnya.

Alede mempertaruhkan hidupnya dengan melompat dari lantai pertama mal itu. Saat itu, ia merasa ajal tengah mendekatinya. "Ini mukjizat Tuhan," katanya mengenai kerberhasilannya menyelamatkan diri.

Korban selamat lainnya, Cecilia, bersembunyi di bawah mobil di area parkir dengan melalui malam dingin yang mencekam, sebelum diselamatkan tentara Kenya.

"Ketika kami mencoba berlari, mereka menembak sehingga saya pun berlari ke basement. Saya bersembunyi di basement di bawah sebuah mobil," kata Cecilia.

"Ada seorang pemuda bersenjata dan dia sungguh menembaki kami yang berusaha keluar. Beberapa orang terluka dan beberapa bahkan meninggal dunia, oleh karena itu saya bersembunyi di bawah kendaraan," imbuh dia.

Hingga saat ini, aparat berwenang masih melakukan olah tempat kejadian dan menginterogasi para saksi untuk kemudian memburu para pelaku.

Menteri Luar Negeri Kenya William Hague mengatakan jika serangan teroris tersebut tidak akan menciutkan pihaknya untuk terus memerangi terorisme.

"Serangan teroris seperti ini tidak akan melemahkan pemerintahan kita atau untuk warga Kenya dalam memerangi terorisme," tutur Hague.

Lewan akun Twitternya, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengatakan seorang pelaku telah ditangkap. Sementara 1 pelaku terluka dan sudah ditahan, akhirnya meregang nyawa di rumah sakit. (Riz/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.