Sukses

`Hadiah` Demokrat untuk Para Pembelot ke Anas

"Partai, saya ikut SBY, ormas ikut Anas. SBY guru politik saya, Anas guru ormas," kata Pasek di DPR.

Rotasi di Fraksi Partai Demokrat (PD) di DPR menjadi buah bibir. Terlebih yang menjadi 'korban' rotasi adalah para loyalis Anas Urbaningrum, mantan ketua umum partai berlambang mercy itu.

Langkah rotasi itu sempat memunculkan tanda tanya besar untuk partai besutan SBY. Apakah sedang ada perpecahan di dalamnya? Langkah itu pun seakan menjadi 'hadiah' dari Demokrat untuk para pembelotnya.

Bermula saat pendeklarasian ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang dicetuskan Anas, sejumlah kader partai berlambang mercy turut hadir.

4 kader Partai Demokrat yakni Gede Pasek Suardika, Saan Mustopa, Ahmad Mubarok, dan Mirwan Amir menghadiri deklarasi ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

Kehadiran Gede Pasek Cs di acara deklarasi itu pun dinilai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua sebagai bentuk pembelotan atau penentangan kader terhadap partai. Lantaran, Anas sudah dianggap sebagai pihak yang telah membuat citra partai menjadi buruk.

Kehadiran Pasek berujung pada pemanggilannya oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf. Nurhayati mempertanyakan alasan Pasek hadir di acara Anas. Kendati begitu, Wasekjen Partai Demokrat Saan Mustopa melihat tidak ada masalah atas pemanggilan itu.

Pasek pun mengaku tak khawatir atas panggilan Nurhayati. Ketua Komisi III itu mengaku tetap loyal kepada Demokrat. Tapi di sisi lain tak akan meninggalkan ormas bernama Perhimpunan Pergerakan Indonesia itu.

"Partai, saya ikut SBY, ormas ikut Anas. SBY guru politik saya, Anas guru ormas," kata Pasek di Gedung DPR.

Kini, Partai Demokrat mencopot Gede Pasek Suardika dari jabatannya sebagai Ketua Komisi III DPR RI. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua Harian DPP Partai Demokrat, Syarief Hasan. Ruhut Sitompul ditunjuk menggantikan posisi Gede Pasek.

Selain Pasek, yang terkena pelengseran adalah Sekretaris Fraksi Demokrat Saan Mustopa.

"Untuk sekretaris fraksi akan diisi oleh Teuku Riefky Harsya menggantikan Pak Saan," ungkap Nurhayati.

Nurhayati menjelaskan, rotasi ini dilakukan untuk penyegaran dan memberikan kesempatan kepada anggota Fraksi Demokrat yang lain untuk memimpin salah satu lembaga di DPR. Kesempatan itu harus dilakukan karena masa jabatan anggota DPR periode 2009-2014 tinggal beberapa bulan lagi.

Kontroversi

Bisik-bisik kadung muncul. Tapi, Demokrat membantah rotasi untuk 'menghabisi' para pengikut setia mantan ketum PD itu.

"Ini bisa ditegaskan bahwa kami tidak menghabisi loyalis Anas. Jadi saya membantah itu," ungkap Nurhayati dalam konferensi pers di Gedung DPR.

Sementara menurut Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, pergeseran itu menyangkut loyalitas kader. Dan Syarief sudah berkonsultasi dengan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Itu sebagai bentuk reward and punishment," ujar politisi yang juga Menteri Koperasi dan UKM ini.

Pencopotan Pasek, sambungnya, juga merupakan perintah langsung dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Itu atas perintah Ketua Dewan Pembina," kata Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan di Kantor Presiden.

Ormas Baru

Acara deklarasi PPI bersamaan hari saat Partai Demokrat menggelar deklarasi para peserta konvensi calon presiden.

Terbentuknya PPI diklaim merupakan hasil dari silaturahim antara Anas dan sejumlah sahabat selama beberapa bulan terakhir. Namun, Pasek belum dapat menerangkan perihal arah politik dan bentuk organisasinya. Hal tersebut masih dalam pembahasan Anas bersama kawan-kawannya yang memiliki satu visi dan misi terhadap masa depan bangsa.

Anas digeser dari kursi Ketum Demokrat setelah ditetapkan sebagai tersangka korupsi Hambalang oleh KPK. Anas diduga menerima gratifikasi dari rekanan Hambalang saat menjabat Ketua Fraksi Demokrat.

Namun ternyata, ormas bentukan Anas itu memiliki nama sama dengan Organisasi Pergerakan Indonesia. Akhirnya organisasi itu telah melayangkan nota protes Anas dan teman-teman.

Kehadiran organisasi masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Partai Demokrat menduga ormas itu akan seperti Nasional Demokrat (Nasdem) yang akhirnya menjadi Partai Nasdem.

Jika yang lain menganggap keberadaan ormas PPI bentukan Anas menjadi saingan, tak demikian bagi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, EE Mangindaan. Menurutnya, ormas bentukan Anas sama sekali tak ada pengaruhnya bagi parpol yang didirikan SBY. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini