Sukses

Hebat! Masih 13 Tahun, Sushma Sudah Kuliah S2

Namanya telah terdaftar kuliah S2 jurusan mikrobiologi di kampung halamannya, Uttar Pradesh. Hebat!

Hebat nian gadis India bernama Sushma Verma. Di usianya yang baru menginjak 13 tahun, ia telah menjadi mahasiswa S2 jurusan mikrobiologi di kampung halamannya, Uttar Pradesh.

Seperti dimuat News.com.au yang dimuat Liputan6.com, Selasa (17/9/2013), Sushma merupakan bocah perempuan pendobrak tradisi. Sebab di tempatnya tinggal, masih banyak anak perempuan yang masih enggan pergi ke sekolah.

Sushma dari keluarga miskin di India utara telah terdaftar sebagai salah satu calon penerima gelar master dalam mikrobiologi, setelah ayahnya menjual tanah keluarga untuk membayar sebagian biaya kuliahnya. Sang ayah berharap putrinya bisa menjadi lebih baik, dan 'terlempar' ke kelas menengah.

Sushma menyelesaikan pendidikan jenjang SMA pada usia 7 tahun dan memperoleh gelar sarjana pada usia 13 tahun. Keberhasilannya hanya bermodalkan pengorbanan dan dorongan dari orangtuanya yang tak berpendidikan dan miskin.

"Mereka memperbolehkanku melakukan apa yang ingin aku lakukan," kata Sushma dalam sebuah wawancara, Minggu 15 September.

"Aku berharap orangtua lain tidak memaksakan pilihan mereka pada anak-anak mereka," sambungnya.

Sushma menjalani kehidupan yang sangat sederhana dengan 3 adik dan orangtuanya. Ia makan, tidur, dan belajar bersama di sebuah apartemen dengan 1 kamar sempit di Lucknow, ibukota negara bagian Uttar Pradesh.

Pendapatan orangtuanya hanya upah harian sang ayah sebesar 200 rupee atau sekitar Rp 35 ribu, dari bekerja di tempat konstruksi bangunan. Mereka mengaku harta yang paling berharga adalah meja belajar dan komputer bekas.

"Ini bukan suasana yang bagus untuk belajar. Ada banyak keinginan. Semuanya tidak dapat dipenuhi," ungkap Sushma.

Suhma juga mengutarakan, ia dan keluarganya tak memiliki televisi. "Tidak memiliki televisi di rumah menguntungkan. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali belajar," tuturnya.

Meski perkuliahan S2-nya di Lucknow BR Ambedkar Central University baru mulai pada 23 September 2013, Sushma telah bolak-balik ke kampus tersebut. Ia diantar jemput sang ayah setiap hari dengan menumpang sepeda untuk bertemu dosen sebelum kelas dimulai.

Jadi Dokter

Selain berambisi merampungkan pendidikannya di S2, Sushma juga berniat untuk menjadi dokter. Namun sayang, ia belum memenuhi kualifikasi untuk itu, sebab syarat mengikuti tes untuk sekolah kedokteran harus berusia 18 tahun.

"Jadi aku memilih untuk meraih gelar MSc dan kemudian saya akan mengambil gelar doktor," ujarnya.

Sushma yang bertubuh kurus dan berambut sebahu, ternyata bukan yang pertama mencapai pendidikan tinggi di keluarganya. Kakak laki-lakinya lebih dulu melakukannya dengan lulus dari SMA pada usia 9 tahun. Pada 2007, kakaknya itu telah menjadi salah satu sarjana ilmu komputer termuda di India dengan meraihnya pada usia 14 tahun.

Di keluarga lain (di India), Sushma mungkin tak bisa meraih cita-citanya menjadi dokter dan menempuh pendidikan tinggi. Sebab jutaan anak-anak India masih tidak terdaftar di sekolah dasar. Bahkan banyak dari mereka terutama anak perempuan, justru ditahan kesuksesannya oleh para orangtua.

Budaya desanya yang konservatif, membuat anak-anak perempuan di desanya hanya didesak menikah. Mereka dijadikan alat pembayaran utang dengan bunga selangit.

Tapi tak demikian dengan keluarga Sushma. Ia begitu beruntung. Demi dirinya, sang ayah rela menjual satu-satunya tanah keluarga seluas 930 meter persegi di sebuah desa di Uttar Pradesh. Uang 25 ribu rupee atau sekitar Rp 4,4 juta dari hasil penjualan tanah digunakan untuk membiayai kuliah Sushma.

"Ada perlawanan dari keluarga dan teman-teman, tapi aku tidak punya pilihan lain," kata ayah Sushma, Tej Bahadur Verma.

Sedangkan sisa biaya sekolah Sushma akan dibantu sebuah badan amal, yang secara tradisional bekerja untuk meningkatkan sistem pembuangan kotoran pedesaan. Badan amal itu memberinya hibah 800 ribu rupee atau sekitar Rp 143 juta.

"Gadis itu adalah inspirasi bagi siswa dari latar belakang elite, yang lahir dengan memiliki segala sesuatu ," kata Dr Bindeshwar Pathak dari Sulabh International, yang memutuskan untuk membantu setelah menyaksikan program televisi lokal yang menampilkan Sushma sebagai bintang tamu.

Berkat tayangan itu, bantuan tambahan pun mengalir untuk Suhma. Kini ia juga menerima bantuan keuangan dari warga dan badan amal lain yang bersimpati. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini