Menangguk Rezeki di Musim Banjir

Liputan6.com, Siak Hulu: Tak selamanya banjir mendatangkan kerugian. Ini seperti yang dialami sebagian warga Desa Buluh Cina, Siak Hulu, Riau, baru-baru ini. Sehabis dilanda banjir, warga ketiban rezeki dengan menangguk ikan-ikan rawa. Ikan dari berbagai jenis itu muncul di genangan sisa banjir di tengah kebun sawit. Kendati begitu, warga kadang harus berburu waktu dengan air yang terus menyusut. Mereka juga harus beradu cepat dengan warga dari daerah lain yang sengaja datang untuk berburu ikan.

Berdasarkan pemantauan SCTV, keberadaan ikan-ikan ini dihanyutkan arus banjir dari rawa-rawa yang luasnya belasan hektare. Selama ini, ikan-ikan tersebut memang tak pernah ditangkap. Namun, seusai banjir biasanya ikan-ikan tersebut dengan mudah ditangkap di tengah genangan sisa banjir, terutama di areal kebun sawit. Biasanya, warga menggunakan buah sawit yang sudah membusuk sebagai umpan di dalam sangkar jebakan ikan. Dalam hitungan beberapa jam, ikan-ikan dari berbagai jenis terperangkap.

Menurut sejumlah warga, biasanya ikan yang ditangkap adalah ikan sepat, kadang terselip ikan hias tudung periuk yang harganya cukup mahal. Tak hanya itu, kadang didapat juga ikan sepat besar yang oleh warga sekitar dinamakan ikan si lincah. Ada juga jenis lain seperti tokang, gabus, dan ruting. Hasil yang didapat warga dari hasil penjualan ikan-ikan ini juga lumayan. Seekor ikan sepat yang masih hidup, misalnya dijual Rp 50 per ekor. Ikan sepat biasanya makanan ikan lohan. Sedangkan ikan tudung periuk, harganya berkisar antara Rp 300 hingga Rp 500 per ekor. Sementara ikan tokang, gabus, dan ruting dijual per kilogram seharga Rp 5.000 hingga Rp 8.000.(ORS/Yusril Ardanis)