Sukses

KPK: Pemeriksaan Bunda Putri dan Sengman Tinggal Tunggu Waktu

Adnan mengaku belum mengetahui secara rinci Bunda Putri, sosok yang memiliki peran sebagai pengatur dan melobi kuota impor daging sapi.

Nama Sengman dan Bunda Putri muncul dalam persidangan kasus korupsi impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah. KPK sampai saat ini pun belum juga melakukan tindakan terhadap munculnya kedua nama itu.

Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Adnan Pandu Praja mengatakan, proses pemeriksaan terhadap keduanya hanya menunggu waktu. Dan, akan secepatnya membuka pada media.

"Saya rasa, hanya soal waktu saja ya. Selama ini KPK tidak pernah menutup-nutupi, kalau ada orang terindikasi terlibat korupsi," kata Adnan Pandu usai diskusi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (16/9/2013).

Meski begitu, Adnan mengaku belum mengetahui secara rinci sosok yang memiliki peran sebagai pengatur dan melobi kuota impor daging sapi. "Belum. Kita akan mencari supaya tahu," tandasnya.

Dalam persidangan pada 29 Agustus 2013, nama Sengman muncul pada rekaman sadapan antara Ridwan Hakim dan Fathanah yang diputar jaksa. Dalam rekaman, Ridwan yang merupakan anak dari Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin itu menuding Sengman membawa uang Rp 40 miliar dari PT Indoguna.

Sedangkan nama Bunda Putri mencuat saat jaksa memperdengarkan percakapan antara Ridwan Hakim dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan. Saat Ridwan dan Luthfi berbincang, tiba-tiba Bunda Putri mengambil telepon Ridwan dan berbincang dengan LHI.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, Bunda Putri bernama asli Non Saputri, seorang pengusaha pertanian dan perkebunan yang juga senior advisor perusahaan minyak Malaysia. Kediamannya di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Bunda Putri juga disebut sebagai istri Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim. Namun, saat dikonfirmasi, Hasanuddin menolak menjawab mengenai hubungan itu. "Saya keberatan menjawabnya. Itu bukan bidang saya. Saya nggak mau menyentuh," kata Hasanuddin di gedung DPR. (Ary/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.