Sukses

Polisi: Warga Tahu Penyiksaan Wanita Penjual Kopi, Tapi Tak Lapor

"Saat kami tanya, mereka takut dengan para preman. Sikap permisif seperti ini yang harus kita hilangkan," ujar Hengki.

Sekitar 3 hari H berada dalam sekapan sejumlah pria biadab. Selama itu, dia menerima penyiksaan keji dan perlakuan tidak bermoral dari para preman durjana itu. Yang membuat lebih miris, ternyata ada warga yang mengetahui penyekapan itu, namun tidak melapor ke polisi.

"Miris sekali, berdasarkan keterangan saat penyekapan ada warga yang mengetahui dan korban sudah teriak minta tolong," kata Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi di kantornya, Minggu (15/9/2013).

Memang, berdasar pemeriksaan yang dilakukan polisi, bedeng yang menjadi tempat penyekapan wanita berusia 46 tahun itu terletak di wilayah yang cukup ramai. Di tempat itu, terdapat warung, bengkel, dan WC umum.

"Di depan TKP penyekapan ada warung, sebelah kanan ada bengkel, dan sebelah kiri wc umum. Ini janggal. Korban diikat dengan lakban, lalu merintih minta tolong, tapi tidak ada warga yang dengar," lanjutnya.

Lebih parah lagi, tambah Hengki, sejumlah warga mengaku takut dengan para preman itu untuk melaporkan penyekapan itu. "Saat kami tanya, mereka takut dengan para preman. Sikap permisif seperti ini yang harus kita hilangkan," ujar Hengki.

H, wanita berusia 46 tahun yang berjualan kopi di sekitar Pintu Tol Kebon Jeruk mengaku disekap dan disiksa oleh sejumlah pria. Penyiksaan itu terjadi setelah pada Jumat yang lalu H yang baru seminggu berjualan kopi dimintai uang Rp 100 ribu oleh para pria itu. Namun H menolak.

Selama 3 hari penyekapan, H mengaku disiksa. Dia disundut rokok dan ditetesi lelehan plastik yang dibakar. Yang lebih kejam, para preman biadab itu memasukkan kayu ke kemaluan H. Hingga akhirnya H berhasil melarikan diri pada pagi tadi.

Polisi telah menangkap Frengky, orang yang disebut menjadi pelaku utama penyiksaan H. Frengky pula yang memasukkan kayu ke kemaluan H. (Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.