Sukses

Kala Jokowi Diperebutkan 3 Parpol

3 Parpol tersebut memiliki 2 kesamaan, belum mengusung calon wakil presiden dan menginginkan Joko Widodo menjadi pendamping capresnya.

Ada 3 partai politik (parpol) yang sudah mengumumkan calon presidennya, yakni Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto, Partai Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie, dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung Hatta Rajasa. 3 Parpol tersebut memiliki 2 kesamaan, belum mengusung calon wakil presiden dan menginginkan Joko Widodo menjadi pendamping capresnya.

"Pencapresan Prabowo itu harga mati, kalau (Jokowi) mau cawapres," ungkap Waketum Gerindra Edhy Prabowo dalam diskusi di Cheesecake Factory, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).

Golkar, yang diwakili Bambang Soesatyo, juga menunjukkan ketertarikan menggaet Jokowi. Ia berkata bahwa Golkar dan PDIP bersatu maka pemerintah serta parlemen akan kuat.

"Dua-duanya pro-demokrasi. Tinggal apa PDIP dan Jokowi mau?" ujar politisi yang kerap dipanggil Bamsoet tersebut.

Ketua DPP PAN Teguh Juwarno juga mengomentari kemungkinan Hatta berduet dengan Jokowi. "Hatta sama Prabowo saja bisa. Apalagi Hatta dengan Jokowi," imbuh Teguh.

Elektabilitas Jokowi memang dirasa mampu mendongkrak kemenangan pasangannya. Berangkat dari anggapan tersebut, pengamat politik LPI Boni Hargens melihat ada kekhawatiran parpol-parpol rival PDIP apabila Jokowi maju capres.

"Kalau misal Jokowi jadi capres resmi, maka kesibukannya adalah cari cawapres. Bila Pemilu kita asosiasikan dengan pentas musik, Jokowi itu vokalis utama, nanti cuma tinggal cari penyanyi latar saja," papar Boni.

Jokowi awalnya menolak bila dikaitkan terus dengan capres dan lebih memilih mengurus Jakarta saja. "Ini capres-cawapres apa? Lha wong urus PKL, urus rakyat saja masih pusing!" tegas Jokowi saat ditanya pencapresannya.

"Ndak mikir, mau urus Tanah Abang, Waduk Pluit, Waduk Ria Rio," begitu jawaban lain yang selalu terdengar dari mulut pria 52 tahun itu.

Tapi belakangan Jokowi tampak berubah pikiran. Mungkin sedikit tertarik menjadi capres. Dari jawabannya yang selalu mengelak nyapres, "Ndak mikir!", kini Jokowi punya jawaban baru.

"Tanya Bu Ketum," katanya yang bermaksud melempar jawaban kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab memang keputusan siapa capres yang bakal diusung ada di tangan Megawati, Ketum PDIP yang disinyalir memberi sinyal positif untuk Jokowi pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP 6 September lalu. (Riz/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.