Sukses

Kompolnas: Penembak Polisi Makin Brutal

Kompolnas mengecam penembakan terhadap anggota polisi. Dampak aksi teror ini sangat dirasakan semua pihak, terutama keluarga korban.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengecam sejumlah aksi penembakan terhadap anggota polisi. Termasuk kasus terakhir, penembakan terhadap Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Sukardi yang tewas ditembak orang tak dikenal di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), semalam. Kompolnas menilai penembak polisi semakin brutal.

"Ini sudah membuat banyak keluarga menderita. Keluarga yang tak berdosa dan polisi yang menjalankan tugas ikut jadi korban kebrutalan pelaku," kata Komisioner Kompolnas, Edi Saputra Hasibuan dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Rabu (11/9/2013).

Edi meminta, agar para pelaku menghentikan segala bentuk teror ini. Sebab dampak aksi penembakan itu juga dirasakan keluarga yang ditinggalkan, pihak yang tak berdosa.

Karena itu, dia meminta, agar petugas polisi yang bertugas malam hari agar selalu waspada dan berhati-hati. Terutama, jangan pernah bertugas sendirian.

"Kami juga minta kepada masyarakat dan juga TNI ikut bersama men-support dan membantu Polri dalam memberikan keamanan kepada masyarakat," ujar dia.

Lebih jauh Edi menuturkan, agar pimpinan Polri memperhatikan kesejahteraan keluarga korban yang ditinggal. Khusus kepada korban, agar diberikan kenaikan pangkat atau bintang anumerta.

"Kami juga mengharapkan kepada Polri, ke depan perlu melengkapi polis asuransi sebagai jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas di luar asuransi Asabri yang sudah ada," katanya.

Bripka Sukardi ditembak penembak misterius di depan gedung KPK, sekitar pukul 22.19 WIB. Sukardi saat itu tengah mengendarai sepeda motornya Honda Supra X warna merah hitam bernopol B 6671 TXL. Dia dipepet 2 orang yang menggunakan 2 sepeda motor Vixion merah.

Dari hasil olah TKP, ditemukan 3 butir slongsong kaliber 4,5. Diduga pelaku menggunakan pistol jenis FN ilegal. Kejadian tersebut juga terekam CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian. Polisi telah mengamankan 11 saksi kejadian, 6 sopir bus dan 5 kernet bus. (Rmn/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.