Sukses

Buruh Pelabuhan Digaji di Bawah UMP, Ahok: Tim Akan Cek Besok

Ahok yang menemui perwakilan pengunjuk rasa mengatakan Selasa 10 September besok pihaknya akan menurunkan tim ke lapangan.

Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia (SBTPI) siang tadi berdemo di depan kantor Gubernur DKI Jakarta untuk menuntut agar pengusaha Transportasi di pelabuhan membayar gaji mereka sesuai UMP Rp 2,2 juta. Sebab selama ini, mereka digaji di bawah UMP.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menemui perwakilan pengunjuk rasa mengatakan Selasa 10 September 2013 besok, pihaknya akan menurunkan tim yang terdiri dari Dinas Perhubungan dan Dinas Ketenagakerjaan ke pelabuhan untuk mengecek kondisi lapangan. Setelah itu akan dibentuk forum dialog antara buruh dan pengusaha di sana.

"Di dalam peraturan, mereka (perusahaan transportasi) di bawah Dishub. Kita akan turunkan tim besok datang ke pelabuhan cek dengan dishub dan disnaker dan lapor ke saya. Saya akan temukan antara pengusaha dengan buruh. Disnaker sama Dishub. Saya sih nggak turun. Saya kan banyak kerjaan di dalam," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (9/9/2013).

Ia membenarkan tindakan para buruh yang mengadu langsung ke Pemprov DKI. Mantan bupati Belitung Timur itu juga mengakui bahwa pihak Disnaker tidak pernah turun ke kawasan tersebut untuk meninjau kondisi buruh yang ternyata belum juga mendapatkan gaji sesuai UMP.

Selain itu, di sektor pelabuhan tersebut banyak buruh yang mendapatkan tindakan perbudakan modern dengan diberi waktu kerja yang panjang, yaitu masuk kerja hari Minggu pagi dan pulang Senin pagi. Kemudian buruh juga mengeluhkan maraknya praktik premanisme seperti pungli di jalan, depo kontainer, dan pelabuhan. Ahok mengakui memang masih ada perusahaan yang mangkir dari tanggung jawabnya menggaji karyawan sesuai UMP.

"Memang banyak perusahaan yang nakal nggak mau bayar. Tapi kan kebutuhan tenaga kerja juga lagi membludak. Nah, itu kan supply demand. Makanya kita ciptakan supaya seimbang supply demand itu yang membuat orang merasa 1 pergi, yang datang ngelamar 1.000. Jadi perusahaan nggak takut. Itu yang musti kita perbaiki. Premanisme di tempat kerja juga ada. Musti stop, biar kerja kan," kata Ahok. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini