Sukses

Rizal Ramli: Relokasi Industri Mesti Dicegah

Sejumlah industri merencanakan pindah keluar negeri lantaran persoalan perburuhan dan situasi politik. Tindakan itu berpotensi mengurangi pendapatan negara.

Liputan6.com, Jakarta: Potensi penerimaan dari sektor sepatu dan tekstil sangat besar sehingga relokasi industri sepatu ke negara lain lantaran masalah perburuhan perlu dicegah. Selain itu, relokasi industri itu berpotensi mendorong industri lain melakukan tindakan serupa. Demikian dikatakan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli di Jakarta, baru-baru ini.

Pemindahan sejumlah perusahaan sepatu dan tekstil itu bila dibiarkan akan mengurangi potensi penerimaan negara dari sektor industri. Pasalnya, tahun 1999 ekspor sepatu menyumbang US$ 322,8 juta dan kontribusinya mencapai US$ 306,4 juta pada semester pertama tahun 2000. Sedangkan sektor tekstil menyumbang US$ 1,277 miliar di semester pertama tahun 2000 atau hampir sama dengan tahun 1999 sebesar US$ 1,284 miliar.

Menurut Rizal, ia telah meminta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Alhilal Hamdi untuk melakukan pembicaraan dengan sejumlah pimpinan buruh. Selain itu, ia juga meminta Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Panjaitan juga diminta untuk menarik industri komponen dan bahan jadi sepatu ke dalam negeri agar industri sepatu memiliki nilai tambah dan tak mudah dipindahkan. Nilai tambah industri sepatu saat ini, kata dia, hanya lima hingga 10 persen karena banyaknya komponen sepatu yang diimpor.

Suara senada juga diutarakan Ketua Kamar Dagang dan Industri Fadel Muhammad. Ia mengimbau pemerintah mencegah relokasi industri dengan memberikan insentif pajak dan menghilangkan biaya siluman. Sebab, menurut dia, relokasi itu hanya menambah angka pengangguran dan memperburuk iklim investasi.

Fadel juga mengimbau para buruh agar bersikap juga kooperatif dan tidak merugikan semua pihak. Sebab, menurut dia, komponen upah buruh yang besarnya antara delapan hingga 12 persen dari biaya produksi sudah menyamai standar internasional. Apabila ancaman relokasi industri dan memburuknya kondisi keamanan tersebut tidak diatasi, kata Fadel, maka arus investasi akan tersendat.

Menurut Ketua Umum Kadin Daerah DKI Jakarta Pungky Bambang Purwadi mengatakan, sekitar 60 persen dari kapasitas industri di Jakarta terhenti akibat meruncingnya perselihan pendapat antara Presiden dengan DPR serta isu kerusuhan sejak 15 Januari silam. Pungky menambahkan, kondisi demikian telah menyebabkan penurunan pendapatan sehingga aktivitas produksi menjadi tak efektif.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Departemen Perindustrian dan Perdagangan Agus Cahayana menyatakan, belum ada perusahaan sepatu yang secara resmi mengajukan untuk memindahkan pabriknya ke luar negeri. Namun, ada 12 perusahaan merencanakan hal itu. Untuk itu, ia meminta Depperindag di tingkat wilayah agar proaktif menyelidiki persoalan perusahaan di wilayah masing-masing sehingga masalahnya dapat segera terselesaikan.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini