Sukses

Tim PBB Tinggalkan Suriah, Serangan AS Bakal Dimulai?

Tim PBB yang bertugas di Suriah meninggalkan negara tersebut. Apakah ini pertanda serangan AS bakal dimulai?

Para pemeriksa senjata PBB telah melaksanakan pencarian fakta di lokasi di luar Ibu Kota Suriah, Damaskus. Lokasi tersebut menjadi tempat senjata kimia yang diduga menewaskan ratusan orang.

Demikian hal itu dikatakan seorang juru bicara PBB Martin Nesirky saat memberi penjelasan pers mengenai pertemuan antara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Angela Kane, Wakil Tinggi PBB Urusan Perlucutan Senjata yang baru saja kembali dari Damaskus, di Markas PBB , New York, AS, Sabtu (31/8/2013).

Namun tentang adanya laporan apakah gas beracun terlarang telah digunakan, Nesirky mengaku pihaknya akan menunggu pemeriksaan laboratorium selesai.  Selain itu, dengan tegas dia juga membantah pendapat bahwa kepergian para pemeriksa PBB dari Suriah pada Sabtu (31/8/2013) setempat akan membuka langkah serangan militer AS ke negara tersebut.

"Saya telah melihat segala jenis laporan yang menyatakan kepergian tim senjata PBB agaknya membuka jendela bagi aksi militer," jelas Nesirky.

"Sejujurnya, itu mengerikan. Dan itu juga penghinaan buat lebih dari 1.000 staf, staf PBB yang berada di lapangan di Suriah untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan dan yang akan terus mengirim bantuan penting," kata Nesirky sebagaimana dilaporkan Xinhua, Minggu (1/9/2013).

"Tentu saja, akan bijaksana untuk memperhatikan susunan tim PPB tersebut yang berjumlah 1.000 lebih, untuk melihat siapa yang paling penting bagi pekerjaan yang sedang dilaksanakan," imbuh juru bicara itu. Dia menyatakan kemungkinan penyesuaian seluruh jumlah staf di negara yang dikoyak perang tersebut, setidaknya melalui penarikan sebagian staf internasional.

Kane, yang dikirim ke Suriah untuk merundingkan penyelidikan PBB mengenai dugaan serangan senjata kimia pada 21 Agustus, memberitahu Sekjen PBB pada Sabtu pagi, "Misi (PBB) itu dapat melaksakan sangat banyak kegiatan mencari fakta di lokasi yang diduga menjadi tempat serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus," ucap Kane.

Kelompok pencari fakta dari PBB yang dibentuk oleh Ban pada Maret atas permintaan Pemerintah Suriah hanya memiliki mandat untuk memastikan apakah senjata kimia digunakan. Tapi bukan siapa yang menggunakannya. (Ant/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini