Sukses

Inspektur PBB `Kabur` Setelah Pidato Obama Kecam Suriah

Barack Obama mengatakan negaranya sedang mempertimbangkan "tindakan terbatas dan terarah" terhadap Suriah.

Inspektur PBB yang menginvestigasi penggunaan senjata kimia di Suriah telah meninggalkan Damaskus. Para pengawas PBB yang melakukan penyelidikan di pinggiran Damaskus terkait serangan 21 Agustus 2013 lalu, meninggalkan hotel dengan iring-iringan mobil Sabtu pagi. Kini mereka berada di Lebanon.

Apa hasil penyelidikan mereka, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan perlu waktu sampai 2 minggu sebelum laporan akhir dikeluarkan.

Mereka menyeberangi perbatasan negara tetangga Suriah beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan negaranya sedang mempertimbangkan "tindakan terbatas dan terarah" terhadap Suriah.

"Kepergian mereka dari Suriah menghilangkan kendala praktis dan politis untuk aksi militer AS," demikian dilaporkan wartawan BBC, Kevin Connolly dari Beirut, seperti dimuat media Inggris itu, Sabtu (31/8/2013).

Pernyataan Obama yang disampaikan Jumat 30 Agustus 2013 dikeluarkan tak lama setelah Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan komunitas intelijen Amerika "sangat mempercayai" sebuah laporan yang menunjukkan pemerintah Suriah melancarkan serangan gas beracun minggu lalu, yang menewaskan 1.429 orang, termasuk 426 anak-anak.

Obama mengatakan, serangan 21 Agustus lalu "adalah tantangan bagi dunia" dan mengancam kepentingan nasional AS.

"Kami tak bisa membiarkan sebuah dunia di mana perempuan dan anak-anak, serta penduduk sipil tak berdosa dibunuh dengan gas pada skala mengerikan," kata Obama. "Dunia memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa kita menjaga norma terhadap penggunaan senjata kimia."

Namun Obama memastikan bahwa tindakannya tak berarti mengirim pasukan ke Suriah.

Rusia Bela Suriah

Sebaliknya pihak Suriah  mengatakan klaim AS "penuh kebohongan", balas menuduh pihak pemberontak sebagai pelakunya.

Rusia -- sekutu utama Suriah -- juga telah memperingatkan bahwa setiap tindakan militer sepihak tanpa melewati Dewan Keamanan PBB "akan menjadi pelanggaran langsung terhadap hukum internasional".

Sementara, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan negaranya akan mempertahankan diri terhadap setiap "agresi" Barat. (Ein/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.