Sukses

PM: Suriah Akan Jadi Kuburan Para `Penyerang`

Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi menyatakan, negerinya akan menjadi 'kuburan para penyerang' jika tentara negara asing campur tangan.

Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi menyatakan, negerinya akan menjadi 'kuburan para penyerang' jika tentara negara asing melakukan campur tangan terhadap serangan senjata kimia yang dilakukan pihaknya kepada para pemberontak. Ia juga menuduh pihak Barat telah mencari-cari alasan untuk melancarkan serangan.

Menurutnya, Suriah akan memberi kejutan kepada para penyerang, seperti yang terjadi pada perang Yom Kippur 1973, yaitu ketika pasukan Arab membuat Israel lengah, dan menjadi kuburan para penyerang.

"Ancaman kekuatan Barat penjajah tidak membuat kita takut, karena rakyat Suriah memiliki tekad, yaitu tidak akan tinggal diam jika dihina," kata Halqi seperti dikutip dari stasiun televisi pemerintah Suriah, Kamis (29/8/2013).

Ia juga menuding Barat telah mengarang alasan untuk melancarkan aksi militer terhadap Suriah atas terjadinya serangan kimia mematikan pekan lalu. Di mana para pemberontak dan pemerintah saling menuding kesalahan terhadap satu sama lain.

"Negara Barat, dimulai dengan Amerika Serikat, mencari-cari skenario dan alasan palsu untuk melakukan campur tangan secara militer di Suriah," ujar Halqi.

Gas Beracun

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Faisal Muqdad mengatakan, Barat telah mendorong para pemberontak anti-pemerintah untuk menggunakan gas beracun, dan di saat yang sama menyalahkan pemerintah sebagai alasan untuk melancarkan tindakan campur tangan Barat.

"Kelompok teroris menggunakan gas sarin di sejumlah daerah di negara ini, dengan mendapat dorongan dari Amerika, Inggris, dan Prancis," ungkap Muqdad.

"Dorongan negara Barat ini harus dihentikan karena dengan membela para teroris ini, kelompok-kelompok ini akan segera mengarahkan persenjataan kimia terhadap rakyat Eropa."

Muqdad mengeluarkan pernyataan itu setelah melakukan pertemuan dengan utusan PBB urusan pelucutan senjata, Angela Kane. Kane merupakan Ketua Tim Pemeriksa Senjata PBB yang telah berada di Suriah sejak 18 Agustus.

Duta Besar Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bashar al-Jaafari mengatakan kepada kantor berita pemerintah SANA, para pemberontak telah menggunakan senjata kimia untuk mengundang campur tangan dari Barat. (Ant/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini