Sukses

[VIDEO] Mengharukan, Ayah Temukan Anaknya Selamat dari Bom Kimia

Secercah harapan itu membawa suka cita bagi seorang ayah di Suriah. Mengharukan, anaknya ditemukan dalam keadaan sehat.

Banyaknya anak-anak yang menjadi korban dalam serangan menggunakan gas mematikan di Suriah pada Rabu 21 Agustus 2013, membuat para orangtua berduka. Terlebih saat melihat jenazah anak-anak mereka tergolek kaku di pinggir jalan.

Sementara mereka yang tak menemukan anaknya di antara deretan jenazah, hanya bisa pasrah. Meski demikian, para orang tua di Suriah masih berharap bisa menemukan anaknya, baik dalam keadaan hidup atau pun meninggal dunia.

Seperti dimuat dalam News.com.au, Rabu (28/8/2013), secercah harapan itu membawa suka cita bagi seorang ayah di Suriah ini. Ia yang telah lama mencari keberadaan sang anak, begitu bahagia mengetahui anaknya masih hidup.

Dalam sebuah rekaman yang dirilis oleh aktivis oposisi Suriah baru-baru ini, sebuah pertemuan mengharukan pun terjadi di Zamalka, pinggiran Damaskus yang merupakan salah satu dari 3 wilayah yang terkena serangan gas beracun pekan lalu.

Awalnya teman dari si pria itu --ayah bocah laki-laki-- menemukan bocah laki-laki yang diperkirakan berusia di bawah 5 tahun di suatu tempat, lalu dibawanya ke tempat perkumpulan. Kedatangan bocah itu pun disambut dengan suka cita, terlebih mengetahui itu adalah anak salah satu dari pria di perkumpulan itu.

Bocah itu terlihat kebingungan, karena setiap orang yang menggendongnya menghujani dengan pelukan dan ucapan syukur.

Kemudian, ia dibawa oleh para kerabat untuk menemui ayah kandungnya, si pria berkaus putih tanpa lengan. Dalam wajah yang masih lelah namun lega, si ayah pun memeluknya erat. Ucapan rasa syukur pun menggema di ruangan itu, sambil menghujani si anak yang beberapa lalu hilang dengan ciuman di wajah.

Melihat reaksi sang ayah yang terharu, bocah lugu itu pun mulai ikut tersentuh. Lalu tangisnya pun pecah.

Pasca-serangan gas mematikan di Suriah pada 21 Agustus 2013, pengelola 3 rumah sakit di Damaskus mengatakan kepada Medecins Sans Frontieres bahwa sekitar 3.600 pasien dirawat dengan gejala neurotoxin.

Dari 3.600 orang itu, 355 dilaporkan telah meninggal hingga akhir pekan ini. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini