Sukses

Pengamat Intelijen: Penembak Polisi Bukan Kelompok Teroris

Hingga kini Polri belum juga menangkap para pelaku rentetan penembakan tersebut.

Pengamat intelijen Umar Abduh berkeyakinan pelaku rentetan penembakan terhadap polisi bukan dilakukan oleh jaringan teroris. Sebab, hingga kini Polri belum juga menangkap para pelaku rentetan penembakan tersebut.

"Kalau teroris pasti cepat ditangkap. Karena jaringannya, operatornya, dimonitor terus, ditempel terus oleh Densus 88. Jadi itu bukan teroris," ujar Umar usai diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (26/8/2013).

Lalu jika pelakunya bukan dilakukan oleh teroris, maka siapa pelaku penembakkan terhadap polisi tersebut? Menurut Umar, pelaku penembakan itu adalah orang-orang yang secara hukum diperbolehkan menggunakan senjata.

"Ya bisa temannya sendiri sesama polisi, atau bisa juga tentara," kata Umar sekaligus mantan terpidana kasus terorisme yang merupakan salah satu perencana aksi pembajakan pesawat Garuda di Thailand pada tahun 1981. Namun, Umar tidak menjelaskan apa motif penembakan itu jika memang benar pelakunya bukan teroris.

3 Peristiwa penembakan terhadap anggota polisi terjadi dalam kurun sebulan terakhir. Empat anggota polisi menjadi korban dalam penembakan oleh orang tak dikenal tersebut.

Penembakan pertama terjadi pada 27 Juli di Jalan Cireunde, Ciputat, Jakarta Selatan, dengan korban anggota Polsek Metro Gambir Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Patah Saktiyono. Saktiyono mengalami luka tembak di bagian punggung belakang dan selamat dari maut.

Penembakan juga terjadi pada 7 Agustus terhadap anggota satuan Bina Masyarakat Polsek Metro Cilandak Ajun Inspektur Satu Dwiyatno di Jalan Ciputat Raya, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Dwiyatno akhirnya tewas setelah sempat mendapat pertolongan intensif di UGD RS Sari Asih.

Kemudian terjadi penembakan terhadap anggota Polsek Pondok Aren pada 16 Agustus dengan korban Brigadir Polisi Dua (Bripda) Maulana dan Aipda Kus Hendratma. Keduanya juga tewas akibat penembakan. (Eks/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini