Sukses

`Gerahnya` FPI dengan Densus 88

FPI mendesak pemerintah membubarkan Densus 88. Masyarakat juga diajak untuk menjadikan Densus 88 musuh bersama.

Pagi itu, tepat di Hari Kemerdekaan Indonesia, Iwan Priyadi dibangunkan secara paksa dari tidurnya. Tanpa dinyana, anggota Front Pembela Islam (FPI) Tasikmalaya tersebut langsung dibawa Tim Densus 88 Anti-Teror.

Iwan diduga terlibat dengan teror terhadap anggota polisi akhir-akhir ini. Terutama saat terbunuhnya 2 anggota Polri di Tangerang. Peran Iwan disinyalir sebagai pihak yang menyediakan sepeda motor bagi pelaku penembakan 2 polisi tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno mengatakan, kasus penangkapan tersebut masih dikembangkan. Penangkapan tersangka yang dilakukan di Polda Jabar itu merupakan upaya mendukung Polda Metro Jaya, yang dibantu tim dari Bareskrim dan Densus 88.

"Tapi kami membenarkan memang ada penangkapan tersangka, apakah tersangka ini terkait dengan kasus-kasus yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan, kita masih menunggu," ujar Putut, 19 Agustus lalu.

Dibubarkan

Penangkapan itu pun berbuntut panjang. Dalam Musyawarah Nasional III FPI, ormas pimpinan Habib Rizieq Shihab itu memutuskan untuk mendesak pemerintah membubarkan Densus 88.

Menurut Rizieq, kinerja Tim Densus 88 Antu-Teror kini mundur karena kerap melanggar aturan hukum yang berlaku. Bahkan, ia mengajak masyarakat untuk menjadikan Densus 88 musuh bersama.

"Karena Densus sering salah tangkap, salah tembak. Mundur dan tidak lagi mengindahkan aturan hukum," kata Imam Besar FPI itu di markasnya, Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2013).

Menurut Rizieq, para anggota Densus 88 harus diadili karena menembaki orang-orang yang tidak bersalah. Bahkan, ia menyebut anggota Densus 88 melakukan pelanggaran HAM berat.

"Kita di Indonesia tidak butuh koboi jahat yang membunuh orang, yang menembak orang," ujarnya.

Bila Densus 88 tidak juga dibubarkan, Rizieq pun mengeluarkan ultimatum. "Densus 88 akan dijadikan musuh bersama umat Islam. Umat Islam akan angkat senjata melawan Densus 88. Densus 88, bubarkan!" teriak Habib Rizieq.

Berlebihan

Mantan Kepala Lembaga Sandi Negara Republik Indonesia Mayjen (Purn) Nachrowi Ramli menilai, desakan FPI agar Densus 88 dibubarkan sangat berlebihan.

"Jangan sampai melanggar aturan. Kalau kita mau mengubah situasi, mari ubah dulu rule of game-nya. FPI sudah baik tinggal caranya saja," ujar Nachrowi saat memberi pembekalan para Caleg DPR-DPRD Partai Demokrat di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu.

Meski begitu, Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta itu menganggap keberadaan FPI cukup membantu. Namun diharapkan jangan mengubah tatanan yang sudah ada.

"Memang harus ada organisasi-organisasi yang mengupayakan kesejahteraannya tapi jangan sampai mengubah tatanannya. FPI sebenarnya baik tujuannya menaikkan ketaqwaan," kata Nachrowi.

Ia menambahkan, meski banyak aturan yang tidak senada dan perlu dikritisi, namun FPI tidak perlu meminta Densus 88 dibubarkan.

"Densus 88 dibentuk karena kebutuhan, seyogianya jangan dibubarkan tapi kalau mereka (FPI) punya masukan atau dikritisi silakan," ungkap mantan Cawagub DKI Jakarta itu.

Terkenal Jawara

Menteri Agama Suryadharma Ali, sempat mengingatkan FPI bahwa Islam adalah agama yang membawa kesejukan dan kedamaian. FPI diminta memperlihatkan kematangannya di usia yang ke-15 tahunnya.

"Islam agama yang lembut. Islam agama yang sejuk, damai, pemberi cahaya, pemberi ketenangan," kata Menag di hadapan kurang lebih 1.000 anggota FPI utusan dari seluruh Indonesia dan juga luar negeri, saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) FPI ke-III di Asrama Haji Bekasi, Kamis malam 22 Agustus lalu.

FPI oleh masyarakat belakangan ini menjadi sorotan publik lantaran dinilai kerap melakukan tindakan kurang menyenangkan di tengah masyarakat. Karena itu, Suryadharma menilai pentingnya mengemukakan hal itu. Terlebih pada Munas kali ini FPI mengusung tema menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Bersyariah.

Sebagai organisasi, lanjut Suryadharma, di usia 15 tahun, FPI sudah harus memperlihatkan kematangannya. "FPI cukup terkenal, namun jangan terkenal dari kejawaraannya," imbau Suryadharma.

Ia menjelaskan, tidak benar jika dikatakan Islam menyebarkan ketakutan, menyebarkan teror. Oleh karena itu, kalau ada Islam yang keras, menebar teror, itu tidak merepresentasikan Islam. "Mereka yang menyerang Islam adalah kafir," tegas Suryadharma.

Habib Rizieq dalam sambutannya menegaskan musuh FPI bukanlah pemerintah dan NKRI. FPI juga tidak akan menggantikan Pancasila sebagai ideologi negara. Habib Rizieq, menjelaskan Munas FPI ini bertujuan untuk kebaikan bangsa, melahirkan musyawarah untuk mufakat.

Akan hal ini, Suryadarma meyakini dan mengapresiasi tingginya nasionalisme FPI. "Nasionalisme FPI tidak diragukan lagi. FPI merupakan organisasi Islam pecinta Pancasila, nasionalisme, dan negara Indonesia. FPI bukan musuh Pancasila," tukas Suryadharma. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini