Sukses

Buku `Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas` Diluncurkan

Kata Ma'mud, Anas adalah tumbal dari sebuah kekuatan perpolitikan besar.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah lama menetapkan status tersangka pada mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus megaproyek Pusat Pelatihan Pendidikan dan Sarana Olahraga (SP3ON) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Namun, salah satu loyalis Anas, Ma'mud Murod Al-Barbasy melihat ada hal lain dari penetapan Anas sebagai tersangka itu. Kata Ma'mud, Anas adalah tumbal dari sebuah kekuatan perpolitikan besar.

"Anas itu jadi tumbal politik Cikeas," kata Ma'mud dalam peluncuran buku 'Anas Urbaniungrum Dalam Sorotan Status Facebook. Tumbal Politik Cikeas' di Warung Daun, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2013).

Ma'mud merupakan penulis buku itu. Buku yang menjelaskan tentang penjegalan-penjegalan Anas. Di antaranya terkait proses status tersangka Anas di KPK, yang menurut Ma'mud adalah sebuah kerja terorganisir dari Cikeas.

Ma'mud mengatakan, selama 2,5 tahun menjabat Ketua Umum Partai Demokrat, Anas telah dijadikan "persembahan" politik. Alasannya, Anas adalah orang yang sangat potensial yang memiliki kapasitas dan kualitas sebagai politisi.

"Dia mantan Ketua Umum PB HMI. Dia cucu kiai besar di Yogyakarta. Itu modal sosial luar biasa yang dimiliki Anas. Belum lagi kecerdasannya," kata Ma'mud.

Lebih lanjut Ma'mud menerangkan, sumber daya yang dimiliki Anas dimanfaatkan luar biasa oleh Partai Demokrat. Yang kemudian dijadikan tumbal politik. "Posisi Anas itu penting, karena dia punya tingkat kecerdasan yang tinggi," ucapnya.

Ma'mud melihat, Anas dijadikan tumbal juga karena sejumlah kekhawatiran dari Partai Demokrat. "Khawatir Anas tidak bisa dikendalikan. Musda di Sulawesi Utara sebagai contohnya," ujarnya.

Ma'mud sendiri membantah pemikiran-pemikiran dalam buku itu adalah opininya sendiri. Menurut Ma'mud, data-data yang ada di dalam buku itu sebagian besar merupakan hasil wawancara. "Sebagian besar wawancara. Dengan Anas, dengan anggota Partai Demokrat lain," kata dia. Sementara Anas, yang diundang dalam peluncuran buku ini tidak hadir. (Ism/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.