Sukses

Pergelaran Wayang &quotKulit Manusia&quot di Magelang

Setiap hari kedua bulan Syawal, warga Desa Kedakan, Magelang, Jateng, menggelar wayang jimat yang konon terbuat dari kulit manusia. Kata orang, ki dalang kesurupan saat pentas.

Liputan6.com, Magelang: Wayang jimat adalah pergelaran yang ditunggu-tunggu warga Desa Kedakan, Magelang, Jawa Tengah. Wayang yang konon terbuat dari kulit manusia dipentaskan hanya dua kali setahun, yaitu setiap tanggal 15 bulan Safar dan hari kedua bulan Syawal--bulan dalam kalender Islam. Pementasan pada hari kedua Idul Fitri, Rabu (26/11), juga dipadati warga yang hidup di kaki Gunung Merbabu ini.

Nuansa mistis yang kental mengiringi pentas yang kali ini dibawakan Ki Dalang Sumitro. Pentas dibuka dengan ritual yang dimulai dengan sesaji berupa makanan, dupa, dan air bunga untuk mencuci tangan sang dalang. Semua syarat ini harus lengkap. Uniknya lagi--masih konon katanya--sang dalang baru mengetahui cerita yang dipentaskan setelah pentas selesai. Pasalnya, saat pentas selama delapan hingga 10 jam, sang dalang kesurupan.

Warga setempat percaya bahwa wayang jimat berusia ratusan tahun ini diwariskan oleh Ki Hajar Doko yang diyakini sebagai tokoh pendiri desa. Banyak kisah dan mungkin legenda menyangkut tokoh ini, termasuk peninggalan-peninggalan berupa Sungai Pujan, makam, dan abu tapak tilas. Cerita turun-temurun menyebutkan, Sungai Pujan adalah mata air abadi yang diciptakan Ki Hajar Doko saat warga menderita kekeringan.

Bentuk wayang jimat berbeda dengan wayang pada umumnya. Daya tarik utamanya pada wayang tokoh Janoko yang dipercaya warga terbuat dari kulit manusia. Tapi, beberapa universitas yang pernah meneliti wayang ini mambantah keyakinan tersebut. Hasil penelitian ilmiah menunjukkan wayang itu terbuat kulit kerbau biasa.

Lepas dari itu, warga Kedakan sangat mengeramatkan perangkat wayang kulit. Alkisah, dahulu ada dua perangkat wayang. Satu diwariskan ke warga Desa Windu, Boyolali, yang kini sudah menjadi batu karena tidak dipelihara. Perangkat wayang ini dilengkapi dengan sebuah surat di daun lontar. Belum ada yang dapat menerjemahkan huruf-huruf yang tersurat di daun ini. Padahal, mungkin di situlah letak rahasia wayang jimat.(TNA/Yudi Sutomo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini