Sukses

Aksi Yonkav 8/Tank Pasuruan Hadapi Musuh

Puluhan personel bersenjata bergegas bergerak menuju garasi Tank Scorpio dan stormer tank pengangkut pasukan.

Rutinitas Batalyon Kavaleri Yonkav 8/Tank Divisi Infanteri 2 Kostrad, mendadak berubah setelah sirine kode siaga perang tiba-tiba berbunyi. Puluhan personel bersenjata bergegas bergerak menuju garasi Tank Scorpio dan stormer tank pengangkut pasukan. Mereka siap menghadapi musuh yang menghadang.

Pantauan Liputan6.com, Rabu (21/3/2013), dalam simulasi perang itu sekitar 60 personel memasuki 20 kendaraan tempur baja asal Jerman tersebut. Setiap tank dioperasikan 1 komandan kendaraan, 1 pengemudi dan 1 juru tembak senapan mesin 7,6 mm L37A1. Para Komandan Kendaraan (Danran) pun melaporkan ke Komandan Kompi melaporkan kesiapan tank dengan laras berkaliber 76 MM L23A1 untuk bertempur.

Sesaat kemudian, satu persatu Tank Scorpion berukuran panjang 4,9 m, lebar 2,2 m, tinggi 2,1 m itu keluar membentuk 1 lajur barisan. Tank berbobot 8,07 ton yang bisa dipacu hingga 80 kilometer per jam itu pun melesat cepat.

Tank Berat

Bila dibandingkan dengan Tank Leopard 2 tipe 2A6 yang akan tiba di Indonesia Oktober mendatang, maka Tank Scorpion yang masuk tank kelas ringan nampak lebih kecil. Leopard 2 yang masuk kelas Main Battle Tank itu memang berukuran 2 kali lipat dengan panjang 9,97 meter, lebar 4,95 meter, dan tinggi 3 meter.

"Dengan negara sebesar dan seluas Indonesia kita memang membutuhkan tank besar modern. Apalagi negara tetangga Malaysia dan Singapura juga sudah memilikinya untuk pertahan keamanan," kata Komandan Batalyon Kavaleri 8/Tank, Letkol Kaveleri TNI Otto Solu di Pasuruan.

Otto yang juga lulusan Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, 1996 itu menambahkan Leopard memiliki banyak keunggulan teknologi sistem pengontrol penembakan digital dan rangefinder laser, meriam berukuran 120 mm dengan kestabilan tinggi, serta perlengkapan untuk melihat dalam kegelapan atau night vision saat penyerangan malam hari. (Adi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini