Sukses

Jenderal Moeldoko: TNI Siap Perang Simetrik Maupun Asimetrik

Jenderal Moeldoko menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Panglima TNI di DPR.

KSAD Jenderal Moeldoko mengatakan, Tentara Nasional Indonesia siap untuk berperang kapanpun, jika ancaman yang berasal dari negara lain maupun non-negara telah membahayakan ketahanan nasional. TNI harus merevitalisasi konsep pertahanan negara, termasuk dimensi kepentingan militer, ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.

"TNI juga sadar, di samping masih dimungkinkan perang simetrik dengan dominasi keunggulan teknologi, TNI juga siap bila terjadi perang asimetrik yang berkarakter serba tak lazim, tidak terduga, dan tidak teratur. Karena TNI memiliki basis kultural seperti dalam sejarah perang gerilya," kata Moeldoko saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima TNI di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Calon tunggal Panglima TNI yang diajukan oleh pemerintah ini menambahkan, setelah perang dingin berakhir, muncul bahaya keamanan baru yang mengancam keamanan manusia atau human security. Bahaya ini didominasi oleh peranan aktor-aktor non-negara yang membahayakan keamanan internasional, regional, dan nasional.

Selain itu, tambah Moeldoko, revitalisasi konsep pertahanan negara perlu juga dilakukan karena ada kemungkinan timbulnya bahaya keamanan yang berada dalam grey area (wilayah abu-abu) yang menjadi objek operasi militer selain perang, semisal penanganan terorisme.

Mantan Pangdam Siliwangi ini mengatakan, TNI juga berkepentingan untuk menghayati perang asimetrik, karena kondisi negara kepulauan yang sangat rawan infiltrasi, proses demokratisasi, masyarakat yang ekstrapluralistik, dan pengaruh global. (Eks/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini