Sukses

Pesan Panglima Militer Mesir untuk Massa Ikhwanul Muslimin

Panglima militer Mesir Jenderal Abdul Fattah al-Sisi menyampaikan pesan ke Ikhwanul Muslimin selaku pendukung Mohammed Morsi.

Kekerasan di Mesir yang melibatkan 2 kubu, militer dan Ikhwanul Muslimin yang mendukung Presiden terguling Mohammed Morsi, terus berlanjut. Panglima militer Mesir Jenderal Abdul Fattah al-Sisi menyampaikan pesan kepada massa Ikhwanul Muslimin. Isinya, Mesir milik semua.

"Ada ruang untuk semua orang di Mesir. Dan kami sangat berhati-hati setiap tetes darah warga Mesir," kata al-Sisi seperti dikutip pada halaman Facebook militer Mesir yang dimuat BBC, Senin (19/8/2013).

Pernyataan ini merupakan pesan ajakan damai dari al-Sisi kepada Ikhwanul Muslimin. Ia meminta agar pendukung Morsi ikut membantu membangun kembali demokrasi yang telah terkikis dan bersatu melalui proses politik.

Menurut dia, militer tidak bisa mengabaikan aspirasi jutaan orang yang menuntut pengunduran diri Morsi yang terpilih secara demokratis. Namun militer juga tidak akan membiarkan kekerasan lebih lanjut terjadi. "Kami tidak akan diam melihat negara ini semakin hancur. Sementara teror terus menerpa rakyat," jelas al-Sisi.

Kelompok Ikhwanul Muslimin setiap hari menyerukan demonstrasi sejak pasukan keamanan melancarkan operasi pembersihan basis mereka di Kairo pada 14 Agustus 2013 lalu. Hingga kemudian mengumumkan keadaan darurat selama 1 bulan.

Puluhan tahanan tewas

Jumlah korban tewas dalam konflik Mesir terus bertambah. Terakhir, sedikitnya 36 orang tahanan anggota Ikhwanul Muslimin tewas saat mencoba melarikan diri saat dipindahkan ke penjara di luar Kairo.

Awalnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) Mesir mengatakan, mereka tewas dalam baku tembak setelah rombongan yang membawa sekitar 612 orang tahanan menuju penjara Abu Zaabal di provinsi Qalyubia, diserang oleh orang-orang tidak dikenal yang bersenjata.

Namun Kemdagri kemudian mengonfirmasi para tahanan itu tewas akibat menghirup gas air mata yang meledak ketika para tahanan kabur dan menyandera anggota polisi. "Polisi kemudian dibebaskan, tapi terluka parah," sebut Kemdagri.

Sumber kepolisian mengatakan, anggota Ikhwanul Muslimin itu tewas terbaring pada bagian belakang mobil polisi yang penuh sesak. Kemdagri pun menegaskan, larangan atas dibentuknya badan rakyat di sejumlah daerah demi keamanan, karena telah disalahgunakan untuk main hakim sendiri.

Sementara Menteri Luar Negeri sementara, Nabil Fahmy, menunjukkan tayangan video yang memperlihatkan sejumlah demonstran bersenjata tengah menembaki pasukan keamanan di Kairo.

Sejauh ini, lebih dari 1.000 anggota Ikhwanul Muslimin telah ditahan dalam penggerebekan sejak Rabu lalu. Para pejabat mengatakan telah menyita bom, senjata dan amunisi milik mereka. 300 Orang di antaranya ditahan di beberapa kota, termasuk di Kairo, Alexandria, Suez dan Assiut. (Riz/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini