Ahok dan Teori Filsuf Lao Tse

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan, kepercayaan adalah satu hal paling penting yang harus dimiliki sebuah negara atau wilayah. Baik itu warga yang percaya pada pemerintahnya, maupun sebaliknya.

Kepercayaan itu bukan berarti warga harus bersikap fanatik dan tanpa kritik kepada pemimpinnya. Namun, juga harus dibarengi dengan kritik yang membangun. Seperti halnya dia dan Jokowi sebagai pemimpin di DKI Jakarta. Ahok tidak menginginkan adanya kesan yang timbul jika Jokowi-Ahok tidak menerima kritikan.

"Wartawan asing pernah bilang ke saya. Di Indonesia itu ada 3 yang tidak bisa dikritik, yaitu Jokowi, Ahok, dan Ormas galak-galak itu lho. Tapi saya bilang itu tidak baik. Karena kami juga manusia. Pasti ada kesalahan. Jadi kritik dan dukungan penting," kata Ahok di acara Komunitas Anak Bangsa di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu (18/8/2013).

Ahok mengatakan, menurut teori filsuf kuno asal China, Lao Tse, sebuah negara yang berhasil harus memiliki 5 unsur, yaitu wilayah, pertahanan, makanan, rakyat, dan kepercayaan. Apabila unsur wilayah dibuang, masih bisa terbentuk sebuah negara. Seperti Indonesia yang masih sempat dijajah wilayahnya oleh Belanda.

Kemudian apabila makanan dan pertahanan juga dibuang, tidak akan menjadi persoalan karena Indonesia juga pernah mengalami kelaparan. Begitu juga apabila tanpa rakyat. Namun, jika kepercayaan yang dihilangkan maka sebuah negara bisa hancur. Sebaliknya, apabila hanya tinggal rasa percaya antar rakyat dan pemerintah, keempat unsur yang hilang dapat dibangun kembali.

"Yang penting pemerintahnya bisa membuat rakyatnya percaya, menciptakan kepercayaan warga. Saya jadi ingat, quote Abraham Lincoln yang bilang gini, 'Kalau mau menguji karakter sejati orang, kasih dia kekuasaan'. Jadi orang bisa dinilai dari bisa tidaknya dia memimpin. Sepeti kepala daerah, bagaimana dia menggunakan kekuasaannya. Dapat dipercaya atau tidak. Jadi saya harap warga DKI, doakan kami dan dukung kami," ungkap Ahok. (Mut)