Sukses

Hebohnya Lomba Lari Gendong Istri di Bekasi

Menggendong istri bukanlah perkara mudah. Apalagi banyak di antara para ibu ini yang memiliki berat badan di atas rata-rata.

Berbagai kegiatan digelar masyarakat untuk memperingati HUT ke-68 RI. Selain lomba makan kerupuk dan lomba balap karung, ada juga lomba-lomba unik seperti lomba menggendong istri. Para suami diminta bertanding lari sembari mengangkat masing-masing istri dalam gendongannya. Seru!

Menggendong istri bukanlah perkara mudah. Apalagi banyak di antara para ibu ini yang memiliki berat badan di atas rata-rata. Para suami juga harus mengeluarkan keringat lebih banyak karena adu cepat dalam berlari, seperti yang dilakukan warga di Kompleks Citra Sawarna 1, Taruma Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat.

Dari 30 peserta, para istri kebanyakan memiliki berat badan berlebih. Maka tak jarang, para suami yang kelelahan, berhenti berlari sebelum sampai di garis finish. Irin, salah satu peserta harus menggendong sang istri yang berbobot 75 kilogram. Bapak satu anak ini harus puas dengan kecepatan berlarinya yang hanya sekitar 15 km/jam.

Dengan kecepatan itu, Irin pun gaga,l menyaingi lawan-lawannya. "Habisnya, istri saya masa pertumbuhan, jadi makan mulu. Nggak apa-apa kalah, yang penting bisa ikutan lomba," ujar Irin terengah-engah usai berlari, Sabtu (17/8/2013).

Namun berbeda dengan Irin, Yanto terpaksa mengurungkan niatnya untuk mengikuti perlombaan ini. Postur tubuh yang jauh lebih kecil dibandingkan sang istri membuatnya pesimistis. Nadya, sang istri memiliki berat badan 80 kilogram, sedangkan Yanto hanya berbobot 45 kilogram saja.

Dugaan Yanto pun terjawab. Benar saja, kebanyakan para suami pemenang lomba ini adalah mereka yang memiliki istri bertubuh kurus. Meskipun begitu, warga yang kalah tak kecewa. Mereka justru merasa senang karena bisa mengikuti perlombaan ini.

Sementara warga yang menonton pun tak kalah antusias. Mereka tak henti-hentinya tertawa melihat aksi para suami-istri peserta lomba ini. Bahkan banyak di antara kaum ibu yang menonton acara ini harus bolak-balik ke toilet lantaran tak kuasa menahan hasrat buang air kecil akibat dari tawa yang berlebihan.

Salah satu panitia, Daeng, mengaku kegiatan ini memiliki banyak manfaat. "Selain menjadi ajang silaturahmi, juga bisa mengingatkan masyarakat tentang perjuangan pejuang kita di masa sebelum kemerdekaan," pungkas Daeng. (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini