Sukses

Politisi Ingin Interupsi Pidato SBY, I Gede Pasek: Cari Panggung

Menurut dia, urgensi adanya interupsi hanya diperlukan apabila dalam rapat pembahasan, bukan pada pembacaan.

Politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan, politisi yang ingin mengevaluasi jalannya pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar diwarnai dengan interupsi hanyalah untuk menumpang panggung jelang Pemilu 2014.

"Siklus mau kampanye, cari panggung saja," kata Gede di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Menurut dia, urgensi adanya interupsi hanya diperlukan apabila dalam rapat pembahasan, bukan pada pembacaan. Terlebih itu adalah pembacaan pidato kenegaraan oleh Presiden secara langsung.

"Lihat urgensinya. Ini kan pembacaan nota keuangan, bukan pembahasan. Hak bicara kan dipakai saat pembahasan," ucap Gede.

Wakil Sekretaris Jendral partai Golkar Tantowi Yahya sebelumnya mengatakan bahwa 'pembungkaman' para anggota dewan pada saat sidang paripurna perlu dievaluasi. Menurutnya, meski dalam pidato presiden kala paripurna, anggota dewan tetap bisa interupsi.

Hanya saja, menurut Tantowi, interupsi para anggota dewan itu harus diatur dengan baik. Sehingga, kata Tantoei, jangan sampai forum tersebut dijadikan ajang debat kusir dan pamer kekuatan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya menyampaikan pidato kenegaraan di dalam Rapat Paripurna pembukaan masa sidang I tahun sidang 2013/2014. Tak seperti biasanya sidang paripurna yang riuh, pidato itu seperti membungkam Parlemen.

Namun ternyata, para anggota dewan tak sengaja diam. Mereka dibungkam. Sebab, Ketua DPR Marzuki Alie mengingatkan anggotanya agar menyimak kedua pidato dengan seksama dan tidak melakukan interupsi. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini