Sukses

Kontras: Hampir Tak Ada Penembak Berhasil Ditangkap TNI-Polri

Kontras menilai maraknya aksi penembakan dari orang tidak dikenal (OTK) hingga kini masih banyak yang diungkap polisi.

Di tengah maraknya penembakan terhadap polisi, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) mengingatkan banyak kasus penembakan yang belum terungkap pelakunya hingga proses penegakan hukumnya.

"Hal tersebut terutama dikarenakan tidak adanya akuntabilitas dan keterbukaan informasi dari pihak kepolisian maupun TNI terkait sejumlah besar peristiwa penembakan yang dilakukan oleh anggotanya," kata Ketua Kontras Harris Azhar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (15/8/2013).

Berdasarkan hasil monitoring media yang dilakukan Kontras, untuk tahun 2013 ini sudah terdapat 164 peristiwa penembakan dari 3 kelompok. Ada 147 yang pelakunya dari polisi, 5 kasus dari TNI, dan 12 kasus dengan pelaku orang tidak dikenal (OTK).

"Hampir tidak ada pelaku penembakan yang tergolong berhasil ditangkap oleh pihak keamanan," sebut Harris.

Motif dan bentuk kekerasan peristiwa penembakan, menurut dia, untuk polisi dilakukan dalam upaya penegakan hukum, dan tidak banyak dijumpai motif pribadi serta kelalaian anggota polisi. Untuk TNI, umumnya didominasi peristiwa yang dipicu masalah pribadi dan penanganan separatisme di Papua.

"Untuk OTK, motif utama dari peristiwa penembakan yang dilakukan umumnya merupakan bentuk gangguan keamanan yang disebut beberapa kalangan sebagai separatisme," jelasnya.

Harris mengungkapkan, mengenai jenis senjata api yang digunakan OTK sebagian besar merupakan jenis yang tidak diketahui.

"Dari 43 peristiwa yang dimonitoring media tidak diketahui jenisnya. Namun ada 11 laras panjang dan 9 jenis rakitan yang diungkap," ujar Harris.

Harris menyebutkan, sekitar 191 orang tewas akibat penembakan sepanjang 2011 hingga 2013. Sementara 534 orang mengalami luka-luka dengan rincian 428 korban luka dari pelaku oknum polisi, 35 korban dari TNI, dan 71 orang dari OTK. (Frd/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.