Sukses

Mesir Berdarah, RI Serukan Rekonsiliasi dan Stop Kekerasan

Pemerintah mengaku prihatin terhadap perkembangan situasi yang semakin memburuk di Mesir. Dunia internasional harus hentikan kekerasan.

Pemerintah Indonesia mengaku prihatin terhadap perkembangan situasi yang semakin memburuk di Mesir dan jatuhnya korban jiwa setelah upaya pemerintah sementara untuk menghentikan dan membubarkan unjuk rasa para pendukung Presiden Mohammed Morsi.

"Indonesia sangat prihatin atas perkembangan terkini di Mesir yang semakin memburuk," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (15/8/2013).

Pemerintah Indonesia juga mengecam keras aksi kekerasan dan penembakan yang dilakukan militer Mesir terhadap demonstran pendukung Presiden Morsi. Lebih dari 200 demonstran tewas akibat aksi tersebut.

Marty menilai, penggunaaan kekerasan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tidak akan menyelesaikan permasalahan atas apa yang terjadi di Mesir selama ini. Oleh karena itu, Indonesia juga mengajak masyarakat Internasional untuk terus mendukung penghentian kekerasan yang terjadi di Mesir.

"Masyarakat internasional perlu terus mendukung upaya rekonsiliasi antara pihak-pihak di Mesir dan mendesak penghentian kekerasan," tegasnya.

Seperti dimuat BBC, Rabu 14 Agustus 2013, para demonstran beraksi di basis mereka di Kairo. Bernyanyi, melambaikan bendera, dan menegakkan spanduk untuk memberikan dukungan mereka agar Morsi dikembalikan sebagai presiden.

Geram dengan aksi tersebut, akhirnya pasukan pemerintah mulai menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka. Militer bertekad membubarkan aksi ribuan pendukung Morsi di 2 lokasi di Kairo, di Rabaa al-Adawiaya dan Alun-alun Nahda secara bertahap.

Karena jumlah pengunjuk rasa di alun-alun itu tak surut, militer pun habis kesabaran. Ikhwanul Muslimin menyebut sekitar 200 pendukung Morsi tewas dan lebih dari 8 ribu demonstran terluka. Tapi wakil kepala layanan darurat Mesir mengatakan hanya 5 pengunjuk rasa yang tewas dan 26 lainnya terluka. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini